MAKALAH
TENTANG
PEMBELAJARAN PADA ERA REVOLUSI INDUSTRI 4,0
DENGAN
TEMA
“PEMBELAJARAN
EKONOMI BERBASIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI DAERAH DALAM
MENGHADAPI REVOLUSI INDUSTRI ERA 4,0”

DI
SUSUN OLEH :
NAMA : AIDIL PUTRA
NIM : 18179002
PRODI : MAGISTER PENDIDIKAN EKONOMI
MK :
TEORI PENDIDIKAN (MATRIKULASI)
PROGRAM
PASCA SARJANA
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2018
“PEMBELAJARAN
EKONOMI BERBASIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI DAERAH DALAM
MENGHADAPI REVOLUSI INDUSTRI ERA 4,0”
A.
PENDAHULUAN
Konsep
pembelajaran ekonomi berbasis potensi daerah merupakan konsep pembelajaran yang
rancangan dan proses pembelajarannya memanfaatkan segala sesuatu yang memiliki
ciri khas kedaerahan atau potensi yang ada di daerah yang sekiranya dapat menunjung
pembelajaran ekonomi.
Setiap
wilayah dengan karakter yang berbeda memiliki potensi yang berbeda pula,
termasuk juga Sumatera Barat. Kabupaten ini memiliki potensi sumber daya alam
diantaranya pada sektor pertanian dan pariwisata yang dapat dijadikan sebagai
salah satu sumber belajar ekonomi.
Dalam
penerapan konsep pembelajaran ekonomi berbasis potensi daerah ini dibutuhkan
pembelajaran yang tidak hanya berdasarkan buku teks atau pembelajaran yang
hanya bersifat konvensional saja akan tetapi dibutuhkan pembelajaran yang
mengaitkan antara kegiatan belajar di kelas dengan dunia nyata siswa.
B.
LATAR
BELAKANG
•
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada BAB X pasal 36 ayat (3)
butir C yang menyatakan bahwa ”Kurikulum disusun sesuai dengan memperhatikan
keragaman potensi daerah dan lingkungan”.
•
Pendidikan berbasis potensi daerah
ditegaskan pada pasal 37 ayat (1) juga mensuratkan hal yang sama yakni
menyatakan bahwa “Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat
keterampilan atau kejuruan dan muatan lokal”.
•
Kondisi riil :
Pembangunan
jati diri bangsa semakin memudar, yang disebabkan antara lain:
ü Indonesia adalah negara dengan julukan negara
maritim dan agraris. Semua pulaunya dikelilingi laut dan mayoritas tanahnya
subur. Ditambah lagi dengan kekayan alam yang beragam, mulai dari objek wisata
dan berbagai budaya yang beragam dan unik, yang tersebar hampir disetiap daerah
di Indonesia, semua sumber daya tersebut akan berpotensi besar jika dikelola
dengan baik.
ü Pendidikan
mengharuskan sekolah-sekolah untuk mengadopsi sistem pembelajaran yang
bermuatan potensi daerah, dimana rancangan, proses, dan evaluasi
pembelajarannya berorientasi pada pemanfaatan potensi keunggulan daerah,
seperti sumber daya alam, sumber daya manusia di masyarakat, atau lingkungan
yang memungkinkan dapat mendukung pembelajaran.
ü Pendidikan
ekonomi juga dapat dijadikan dasar dan patokan dalam memanfaatkan secara benar
dan tepat guna potensi yang ada di daerah. Dengan konsep pembelajaran ekonomi
berbasis potensi daerah, diharapkan pembelajaran ekonomi mampu memberikan
kesempatan kepada siswa untuk belajar memahami potensi daerahnya, dan memiliki
keterampilan untuk memanfaatkan potensi daerah dengan sikap yang
bertanggungjawab
ü "Isu revolusi industri 4.0 ini
menjadi tantangan tersendiri di ranah ketenagakerjaan. Namun ekonomi berbasis
teknologi akan semakin meluas dan menjadi pilihan generasi milenial untuk
mengembangkan skillnya secara online bahkan e-commerce. Era ini identik dengan
artificial intelligence, era super komputer, rekayasa genetika, teknologi nano,
mobil otomatis, inovasi, dan perubahan yang terjadi dalam kecepatan
eksponensial. Dampak terbesarnya memang terjadi di sektor ekonomi, industri,
pemerintahan dan politik.
C.
PERMASALAHAN
Tujuan
penulisan ini adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar
mengidentifikasi dan memecahkan masalah potensi lokal di daerahnya, menanamkan
nilai-nilai dan perasaan memiliki serta keterampilan untuk memanfaatkan potensi
daerah secara bijaksana dan bertanggung jawab dan merupakan investasi bagi
kesejahteraan masyarakat dan aksi sosial.
Penerapan
pembelajaran ekonomi berbasis potensi daerah seyogyanya memperhatikan beberapa
hal, diantaranya :
1) Kepekaan
terhadap kejadian-kejadian aktual yang terjadi di daerahnya,
2) Kemampuan
menganalisis potensi-potensi apa saja yang dimiliki daerahnya yang dapat
menunjang pembelajaran ekonomi,
3) Memiliki
keterampilan dalam menyediakan komponen yang mendukung pembelajaran ekonomi
berbasis potensi daerah,
4) Mampu
bersaing di era revolusi industri 4,0 dengan memanfaat potensi daerahnya
melalui pengembang sarana dan prasarana pembelajaran yang sesuai dengan
perkembangan zaman.
D.
TEORI
Ada
beberapa potensi daerah yakni sektor unggulan terdapat di Kabupaten Sijunjung
yang memiliki peluang besar untuk dikembangkan, diantaranya sektor pertanian
dan perkebunan.
Pembelajaran
kontekstual membuat peserta didik belajar tidak hanya menghafal materi saja
akan tetapi mendapatkan pelajaran yang penuh makna (Susilowati, 2014). Maka
sebaiknya pembelajaran tidak hanya difokuskan pada pemberian pembekalan
kemampuan pengatahuan yang hanya bersifat teoritis saja, akan tetapi siswa
diarahkan untuk belajar langsung dari pengalaman yang dikaitkan dengan keadaan
aktual lingkungannya. Hal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh
(Nurhadi, 2002) bahwa belajar akan lebih bermakna apabila anak mengalami apa
yang dipelajarinya dan tidak hanya mengetahui saja.
E.
PEMBAHASAN
1. Potensi
Daerah
Potensi
daerah merupakan potensi sumber daya spesifik yang dimiliki suatu daerah. Potensi
daerah yang meliputi sumber daya alam, manusia teknologi, dan budaya dapat
dikembangkan untuk membangun kemandirian nasional (hariyadi, 2010). Oleh karena
itu potensi daerah harus dikelolah dengan baik dan dimanfaatkan secara optimal
untuk kelangsungan hidup dan kesejahteraan rakyat.
Potensi/keunggulan
lokal yang terdapat di dearah diharapkan mampu memberikan kontribusi yang nyata
bagi masyarakatnya tidak hanya sebagai sumber pendapatan ekonomi, akan tetapi
juga bermanfaat dibidang-bidang pendidikan dan keilmuan, seperti halnya menurut
Ahmadi (2012:10) tujuan adanya pendidikan berbasis keunggulan lokal agar siswa
mengetahui keunggulan lokal daerah dimana siswa tinggal, memahami berbagai
aspek yang berhubungan dengan keunggulan lokal tersebut, kemudian siswa mampu
memanfaatkan dan mengolah sumber daya alam, terlibat dalam pelayanan atau jasa
atau kegiatan lain yang berakitan dengan keunggulan lokal, sehingga memperoleh
penghasilan dan melestarikan budaya atau tradisi maupun sumber daya yang
menjadi keunggulan daerah tersebut.
2. Konsep Pembelajaran Ekonomi Berbasis Potensi
Daerah
Belajar
adalah suatu aktivitas atau proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan
keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian (Suyono
dan Hariyanto, 2012:9). Maka belajar dapat diartikan sebagai salah satu hasil
dari memiliki, melatih dan meningkatkan keterampilan.
Pemanfaatan
potensi daerah melalui pembelajaran ekonomi ini dapat diintegrasikan, oleh
karena pembelajaran berbasis potensi daerah sesuai dengan karakteristik dari
pendidikan ekonomi itu sendiri. Karakteristik Bidang Studi Ekonomi (Depdiknas,
2003) sbb:
1)
Mata pelajaran ekonomi berangkat dari fakta atau
gejala ekonomi yang nyata.
2)
Mata pelajaran ekonomi mengembangkan teori-teori
untuk menjelaskan fakta secara rasional (agar manusia mampu membaca dan
menjelaskan gejala-gejala ekonomi secara sistematis, maka disusunlah konsep dan
teori ekonomi memjadi bangunan ilmu ekonomi. Selain memenuhi persyaratan
sistematis, ilmu ekonomi juga memenuhi persyaratan keilmuan yang lain yaitu
objek, dan mempunyai tujuan yang jelas).
3)
Umumnya, analisis yang digunakan dalam ilmu ekonomi
adalah metode pemecahan masalah (perlu metode pemecahan masalah-problem
solving)
4)
Inti dari ilmu ekonomi adalah memilih
alternative yang terbaik
5)
Lahirnya ilmu ekonomi karena adanya kelangkaan
sumber pemuas kebutuhan manusia.
Pembelajaran
ekonomi berbasis potensi daerah memungkinkan siswa dapat memanfaatkan potensi
daerahnya dengan optimal dan bijaksana serta memiliki keterampilan dalam
mengelola potensi tersebut.
Pengintegrasian
pembelajaran berbasis potensi daerah dalam mata pelajaran ekonomi diawali
dengan analisis potensi dapat berupa sumber daya alam, sumber daya manusia,
geografi, budaya, historis, dan potensi daerah lainnya yang bermanfaat dalam
proses pengembangan kompetensi sesuai dengan bakat dan minatnya (Depdiknas,
2008). Oleh karena itu, pembelajaran ekonomi berbasis potensi daerah harus
dimulai dari kepekaan tenaga pendidik (guru ekonomi) dalam hal menganalisis
potensi apa saja yang terdapat di daerahnya yang sekiranya dapat menunjang
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswanya.
3.
Integrasi
pembelajaran ekonomi dengan revolusi industri 4,0 diharapkan mampu untuk menciptakan interpreneur baru.
Menghadapi
revolusi industri 4.0 tentu bukan hal mudah. Sederet hal perlu dipersiapkan,
misalnya saja dengan merubah metode pembelajaran dalam dunia pendidikan yang
ada saat ini. "Negara perlu merubah tiga hal dari sisi edukasi," ujar
Darmono. Yang paling fundamental adalah mengubah sifat dan pola pikir anak-anak
zaman sekarang. Selanjutnya, sekolah harus bisa mengasah dan mengembangkan
bakat seorang anak.
Menghadapi
perkembangan industri yang berubah, maka karakter pekerjaan, tuntutan skill pun
harus berubah. Jika tidak bisa bertahan menghadapi perubahan, maka bisa tumbang
perlahan. "Contohnya, sejumlah perusahaan ritel," tutur Hanif. Era
revolusi industri 4.0 mempunyai ciri otomasi dan ekonomi digital. Perkembangan
super-computer, robot, artificial intelligence, dan modifikasi genetik
mengakibatkan pergeseran tren tenaga kerja yang tidak lagi bergantung pada tenaga
manusia, tapi pada mesin.
Studi
dari McKinsey pada 2016 menyebutkan bahwa lima tahun ke depan sebesar 52,6 juta
jenis pekerjaan akan digantikan oleh mesin. Hal tersebut mengikuti tren global
dimana 60 persen pekerjaan akan mengadopsi sistem otomatisasi, dan 30 persen
akan menggunakan mesin berteknologi digital.
Hal
ini, berdampak pada pergeseran tren dunia dari sektor manufaktur ke sektor jasa
yang membutuhkan tenaga kerja jenis middle-higher skilled, bukan lagi low-skilled
labour untuk menyiapkan SDM atau TKI. Maka pendidikan harus berorientasi
pada pengembangan dan kemampuan lulusan untuk siap bekerja dan mampu
menciptakan lapangan kerja dengan memanfaatkan potensi yang terdapat di
sekitarnya.
Rektor
Undip, Yos Johan Utama mengakui era revolusi industri tak dapat dihindari bahwa
fenomena tersebut merambak di berbagai sektor. Oleh karenanya, kurikulum dan
metode pendidikan pun harus menyesuaikan. ”Penanda dari fenomena ini adalah
diterapkannya teknologi online dan digital pada berbagai sektor industri
sehingga tuntutan era sekarang adalah kecepatan dan ketepatan. Untuk mengimbangi
perkembangan ini, dalam proses PBM disekolah pihak sekolah dapat menawarkan beberapa mata pelajaran dengan
mengintensifkan kegiatan pembejaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK)
Wakil Dekan III Fakultas Pendidikan
Ekonomi Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia, Lili Adi Wibowo mengatakan,
instititusi pendidikan dituntut lebih cepat menangkap berbagai perubahan di
ranah industri. Di sisi lain pemerintah juga harus terus mendorong
perguruan
tinggi untuk memperluas akses terhadap Internet of Things (IoT) yang menjadi
tulang punggung Revolusi Industri 4.0.
"Dalam menghadapi revolusi
industri 4.0, dunia akademik harus mengikuti perubahan yang sangat cepat ini
dengan berbagai terobosan. Salahsatu yang paling ditekankan, yakni mencetak
lulusan yang memiliki mindset wirausaha, bukan pencari kerja," ujar Lili
saat diwawancarai di Bandung, Rabu (2/5/2018).
Ia menyebutkan, perubahan yang
terjadi di industri perlahan akan menggerus berbagai bidang pekerjaan yang saat
ini dikerjakan manusia. Untuk meminimalisir membludaknya angka pengangguran,
pihak sekolah perlu terus mendorong peserta didik untuk menciptakan lapangan
pekerjaan baru yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar.
"Dunia pendidikan harus mampu
mengantisipasi perubahan ini dengan terus mendekatkan mahasiswa dengan dunia
wirausaha, bahkan mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan itu harus diberikan
dari awal. Setidaknya 25% dari lulusan setidaknya ditargetkan sebagai enterpreneur agar mereka
tak miskin ide saat kehilangan kesempatan pekerjaan di masa mendatang,"
Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan
Transmigrasi, Ferry Sofwan Arief mengemukakan, peradaban perkembangan internt of things akan menciptakan 3.7
juta pekerjaan baru dalam 7 tahun mendatang. Dominasi dari model pekerjaan baru
tersebut berada di sektor jasa. Bahkan ke depan, pergeseran terbesar akan
terjadi di sektor manufaktur yang beralih sektor jasa.
Namun dapat dipastikan, teknologi
digital tidak akan mematikan sektor konvensional karena keduanya akan saling
melengkapi. Misalnya untuk pemenuhan pekerja di sektor manufaktur yang sistem
kerjanya masih konvensional.
Kesempatan kerja atau peluang usaha
yang potensial di saat ini terkadang tak sesuai dengan latarbelakang
pendidikan. Tak hanya bermodalkan ijazah, kini masyarakat juga dapat
menggunakan Whatsapp, instragram, facebook dan sejenisnya untuk aktivitas yang
bernilai ekonomi.
F.
PENUTUP
Pembelajaran
ekonomi berbasis potensi daerah harus dimulai dari kepekaan tenaga pendidik
(guru ekonomi) dalam hal menganalisis potensi apa saja yang terdapat di
daerahnya yang sekiranya dapat menunjang pembelajaran sesuai dengan kebutuhan
dan karakteristik siswanya.
Kemudian
pemerintah harus mampu memberdayakan sumberdaya yang telah ada di Indonesia ini
mulai dari SDA yang teramat melimpah, SDM yang berlebih yang ditunjang dengan
kemampuan pemerintah dalam menyiapkan modal yang cukup dalam pengelolaannya.
Maka saya yakin revolusi Industri 4.0 yang diagung-agungkan saat ini teramat
mudah untuk kita lalui apabila kita mampu untuk mengembangkan potensi daerah
kita sehingga menjadi produk unggulan dunia. Seperti halnya Thailand dan Filipina yang mampu untuk
menjadi negara yang semakin berkembang dengan kemampuannya mengelola sektor
pertaniannya dengan baik.
Ditunjang
dengan kurikulum yang menurut saya sudah cukup menunjang guru bahkan peserta
didik untuk mengembangkan karakteristik daerah dan potensi daerahnya, maka
harapan untuk menjadikan Indonesia yang lebih berdaulat di bidang ekonomi
khususnya, pada era industri 4.0 di masa
yang akan datang akan dapat terwujud.
G.
REFERENSI
Kompas.com dengan judul "Ki Hadjar
Dewantara dan 'Guncangan' Pendidikan Era Industri 4.0", https://edukasi.kompas.com/read/2018/05/02/15561621/ki-hadjar-dewantara-dan-guncangan-pendidikan-era-industri-40.
Depdiknas. 2003. Pendekatan Kontekstual
(Contextual Teaching and Learning (CTL)). Jakarta : Didasmen
Depdiknas. 2008. Kurikulun Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta. Dikmenum. Depdiknas
Hatimah, Ihat. 2006. Pengelolaan
Pembelajaran Berbasis Potensi Lokal. Program Tesis pada Pascasarjan
Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. Vol. 24, No.1
Undang-undang RI No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003.
Jakarta : Lembaga Informasi Nasional
Inilah Koran dengan judul Dunia Pendidikan pondasi revolusi industri 4.0, https://www.inilahkoran.com/berita-jabar/ekonomi/78032/dunia-pendidikan-fondasi-revolusi-industri-4-0