Hasil Resume
BAB
I
KE
ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT
1. Ilmu dan Filsafat
Pengetahuan dimulai
dengan rasa ingin tahu, kepastian dimulai dimulai dengan rasa ragu- ragu dan
filsafat dimulai dengan keduanya. Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa
yang telah kita tahu dan pa yang belum kita tahu. Berfilsafat berarti berendah
hati bahwa tidak semuanya akan pernah kita ketahui dalam kesemestaan yang
seakan tak terbatas ini. Demikian juga berfilsafat berarti mengoreksi diri,
semacam keberanian untuk bertarus terang, seberapa jauh sebenarnya kebenaran
yang dicari telah kita jangkau.
Demikian juga
berfilsafat berarti berendah hati mengevaluasi segenap pengetahuan yang telah
kita ketahui: Apakah ilmu telah mencakup segenap pengetahuan ytang seyogyanya
saya ketahui dalam kehidupan ini? Di batas manakah ilmu mulai dan dibatas
manakah dia berhenti? Kemanakah saya harus berpaling di batas ketidak tahuan
ini? Apakah kelebihan dan kekurangan ilmu?(mengetahui kekurangan bukan berarti
merendahkanmu, namun secara sadar memanfaatkan, untuk terlebih jujur dalam
mencintaimu)
2. Apakah Filsafat?
Seseorang yang
berfilsafat dapat diumpamakan seorang yang berpijak di bumi sedang tengadah ke
bintang- bintang. Dia ingin mengetahui hakikat dirinya dalam kesemestaan
galaksi. Atau seorang, yang berdiri di puncak tinggi, memandang ke ngarai dan
lembah dibawahnya. Dia ingin menyimak kehadirannya dengan kesemestaan yang
ditatapnya.
Karakteristik berfikir filsafat :
1) Menyeluruh
Seorang ilmuwan tidak puas lagi mengenal ilmu hanya dari segi
pandang ilmu itu sendiri. Dia ingi melihat kakikat ilmu dalam konstelasi
pengetahuan yang lainnya. Dia ingin tahu kaitan ilmu dengan moral. Kaitan ilmu
dengan agama. Dia ingin yakin apakah ilmu itu membawa kegahagiaan kepada
dirinya.
2) Sifat mendasar
Dia tidak lagi percaya begitu saja bahwa ilmu itu benar. Mengapa
ilmu dapat disebut benar? Bagaimana proses penilaian berdasarkan criteria
tersebut dilakukan? Apakah criteria itu benar? Lalu benar itu apa? Seperti
sebuah lingkaran maka pertanyaan itu melingkar. Dan menyusur lingkaran, kta
harus memulai dari satu titik, yang awal dan pun sekaligus akhir. Lalu
bagaimana menentukan titik awal yang benar?
3)
Spekulatif
Menyusur sebuah lingkaran kita harus mulai dari sebuah titik
bagaimanapun juga spekulatifnya. Yang pendting adalah bahwa dalam prosesnya,
baik dalam analisis maupun pembuktiannya, kita bisa memisahkan spekulasi mana
yang dapat diandalkan dan mana yang tidak. Dan tugas utama filsafat adalah
menetapkan dasar- dasar yang dapat diandalkan. Apakah disebut logis? Apakah
yang disebut benar? Apakah yang disebut sahih? Apakah ala mini teratur atau
kacau? Apakah hidup ini ada tujuannya atau absurd? Adakah hukum yang mengatur
alam dan segenap sarwa kehidupan?
3.
Filsafat : Peneratas Pengetahuan
Filsafat adalah mariner yang merupakan pionir, bukan pengetahuann
yang bersifat memerinci. Filsafat menyerahkan daerah yang sudah dimenangkan
kepada ilmu pengetahuan- pengetahuan lainnya. Semua ilmu, baik ilmu- ilmu alam
maupun ilmu- ilmu social, bertolak dari pengembangannya bermula sebagai
filsafat.
Dalam perkembangan filsafat menjadi ilmu maka terdapat taraf peralihan. Dalam
taraf peralihan ini maka bidang penjelajahan filsafat menjadi lebih sempit,
tidak lagi menyuruh melainkan sektoral.
Di sini orang tidak lagi mempermasalahkan moral secara keseluruhan melainkan
dikaitkan dengan kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang
kemudian berkembang menjadi ilmu ekonomi.
4.
Bidang Telaah Filsafat
Apakah yang
sebenarnya ditelaah filsafat? Selaras dengan dasarnya yang spekulatif, maka dia
menelaah segala masalah yang mungkin dapat dipikirkan oleh manusia. Sesuai
dengan fungsinya sebagai pionir dia mempermasalahkan hal- hal yang pokok:
terjawab masalah yang satu, dia pun mulai merambah pertanyaan lain.
Seorang professor
yang penuh humor mendekat permasalahan yang dikaji filsafat dengan sajak
dibawah ini :
What is a man?
What is?
What?
5.
Cabang- cabang Filsafat
Cabang-
cabang filsafat yang mempunyai bidang kajian yang lebih spesifik di antaranya
filsafat ilmu. Cabang- cabang filsafat tersebut antara lain mencakup :1.
Epistemologi (Filsafat Pengetahuan), 2. Etika (Filsafat Moral), 3. Estetika
(Filsafat Seni), 4. Metafisika, 5. Politik (Filsafat Pemerintahan), 6. Filsafat
Agama, 7. Filsafat Ilmu, 8. Filsafat Pendidikan, 9. Filsafat Hukum, 10.
Filsafat Sejarah, 11. Filsafat Matematika
6.
Filsafat Ilmu
Filsafat
ilmu merupakan bagian dari epistemology (filsafat pengetahuan) yang secara
spesifik mengkaji hakekat ilmu (pengetahuan ilmiah). Ilmu merupakan cabang
pengetahuan yang mempunyai cirri- ciri tertentu. Filsafat ilmu merupakan telaah
secara filsafat yang ingin menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu
seperti :
1)
Objek apa yang ditelaah
ilmu? Bagaimana wujud yang hakiki dari objek tersebut? Bagaimana hubungan antara
objek tadi dengan data tangkap manusia (seperti berpikir, merasa dan
mengindera) yang membuahkan pengetahuan?
2)
Bagaiman proses yang
memnungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya?
Hal- hal apa yang harus diperhatikan agar kita mendapatkan pengetahuan yang
benar? Apa yang disebut kebenaran itu sendiri? Apakah kriterianya?
Cara/teknik/saran apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang
berupa ilmu?
3)
Untuk apa pengetahuan yang
berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara pengguna tersebut dengan
kaidah- kaidah moral? Bagaimana penentuan objek yang ditelaah berdasarkan
pilihan- pilihan moral? Bagaimana kaitan antara teknik procedural yang
merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma- norma moral/ professional?
7.
Kerangka Pengkajian Buku
Buku ini
merupakan pengantar kepada filsafat ilmu yang ditulis secara popular. Pada
dasarnya buku ini mencoba membahas aspek ontologism,
epistemologis dan aksiologis keilmuan sambil membandingkan dengan beberapa
pengetahuan lain. Dalam kaitan- kaitan ini akan dikaji hakekat beberapa sarana
berfikir ilmiah yakni, bahasa, logika,
matematika dan statistika.
Sumber : Filsafat Ilmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar