Jumat, 24 Mei 2019

makalah Kurikulum pendidikan


MAKALAH
PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN EKONOMI
TENTANG
KENDALA YANG DIHADAPI  GURU DALAM PENDEKATAN SAINTIFIK  MELALUI PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI MEDIA AJAR EKONOMI DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013
LOGO UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2

NAMA       : AIDIL PUTRA
NIM            : 18179002
PRODI       : MAGISTER PENDIDIKAN EKONOMI
                            DOSEN      : Dr. SYAMWIL, M.Pd


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Kurikulum2013 membawa    paradigma    baru    dalam    pembelajaran. Implementasinya menuntut   beberapa   perubahan mendasar   bila   dibandingkan dengan   kurikulum   sebelumnya. Beberapa   elemen   perubahan   meliputi   (1) kompetensi  lulusan;  (2)  kedudukan  mata pelajaran;  (3)  pendekatan;  (4)  struktur kurikulum;  (5)  proses  pembelajaran;  (6)  penilaian hasil  belajar;  dan  (7)  kegiatan ekstrakurikuler  (Kemendikbud,  2013).  Beberapa  perubahan ini  menjadi  dasar dalam  mendesain  dan  mengembangkan  kurikulum. Perubahan  lain  juga  terjadi pada  rumusan  tujuan  kurikulum2013. 
Tujuan  kurikulum2013  sebagaimana termaktub dalam Permendikbud   No.69   tahun   2013   adalah mempersiapkan manusia  Indonesia  agar  memiliki kemampuan  hidup  sebagai  pribadi  dan warga negara yang   beriman, produktif,   kreatif, inovatif,   dan efektif serta   mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradabandunia. Dengan demikian, pengembangan kurikulum dengan segala komponennya harusmengacu pada tujuan ini.
Relevan  dengan  perubahan  tujuan  tersebut,  maka  proses  perumusan tujuan juga mengalami  perubahan.  Kurikulum  2013  tidak  mengenal  lagi  istilah  standar kompetensi,akan  tetapi  kompetensi  inti  dan  kompetensi  dasar.  Kompetensi  inti meliputi  kompetensiinti  1  sampai  dengan  kompetensi  inti  4.  KI-1  berisi  sikap spiritual,  KI-2  sikap  sosial,  KI-3  pengetahuan,  KI-4  ketrampilan (Kemendikbud, 2013).  Secara  spesifik  tujuan  pembelajaran  yang  disasar  dalam  kurikulum  2013 meliputi tiga ranah, yakni: afektif (sikap),kognitif (pengetahuan) dan psikomotor (keterampilan). Implementasi   dalam   pembelajaranranah   sikap   menggamit transformasi substansiatau materi pembelajaran agar pesertadidik tahu mengapa. Ranah  keterampilan  menggamit  transformasi  substansi  atau  materi pembelajaran agar peserta didik  tahu bagaimana.  Ranah  pengetahuan  menggamit transformasi substansi atau materi  ajar agar  peserta didik  tahu  apa. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan  keseimbangan  antara  kemampuan  untuk  menjadi  manusia  yang baik (soft  skills) dan  manusia  yang  memiliki  kecakapan  dan  pengetahuan  untuk hidupsecara layak (hardskills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap,keterampilan dan pengetahuan.
Implementasi Kurikulum 2013 secara menyeluruh ini terkesan dipaksakan  sehingga  menuai  pro  dan  kontra  di masyarakat, tidak  terkecuali guru   sebagai   ujung   tombak   implementasi   kurikulum. Kemudian,   pada Desember    2014,    pemerintah    di    bawah    Kementerian    Pendidikan    dan Kebudayaan  melakukan  evaluasi.  Evaluasi  tersebut  menetapkan  penghentian sementara pelaksanaan Kurikulum 2013 untuk dilakukan pembenahan.
Permendikbud   Nomor   160   Tahun   2014   tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013pasal 2:
Satuan   pendidikan   dasar   dan   pendidikan   menengah   yang   telah melaksanakan  Kurikulum 2013 selama 3 semester tetap menggunakan Kurikulum  2013.  Sekolah-sekolah  itu merupakan  satuan  pendidikan rintisan  penerapan  Kurikulum  2013. Sekolah  tersebut  dapat  berganti melaksanakan  Kurikulum  Tahun  2006  dengan  melaporkan  kepada dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.
Dengan   demikian,   sebanyak   6.221   sekolah   yang   telah   melaksanakan Kurikulum   2013   selama   tiga   semester   tetap   melanjutkan   menggunakan Kurikulum 2013. Bagi sekolah  lainnya, penghentian  Kurikulum 2013  berlaku mulai   semester  genap  tahun  ajaran  2014/2015.  Sebanyak  6.221  sekolah rintisan  tersebut  menjadi  percontohan  bagi  sekolah  lain  dalam  implementasi Kurikulum 2013.
Pemberlakuan  Kurikulum  2013  membawa  implikasi  pada  kesiapan guru.  Guru  yang  selama ini mengajar  dengan  KTSP,  dituntut  untuk  memiliki kemampuan pembelajaran dalam  Kurikulum 2013. Jika perubahan kurikulum ini    belum    banyak    dipahami    secara    menyeluruh    maka    akan   terjadi keberagaman  persepsi  dimasing-masing  guru  mata  pelajaran.  Guru sebagai ujung tombak dalam implementasi kurikulum dituntut untuk bisa memahami dan mengaplikasikannya secara optimal. Pada tahap  awal, dilakukan beberapa strategi dalam implementasi kurikulum diantaranya guru diberikan pelatihan sesuai dengan Kurikulum 2013. Guru mata pelajaran ekonomi juga perlu mendapatkan sosialisasi dan pelatihan tentang perubahan yang ada pada Kurikulum 2013. Guru diberikan pelatihan dalam pelaksanaan pembelajaran ekonomi sesuai dengan Kurikulum 2013.
Dyah Kirana (2015) dalam pelitiannya, melalui observasi dengan beberapa guru ekonomi, mereka menyatakan bahwa pelatihan yang didapatkan juga tidak bersifat teknis, hanya disampaikan melalui powerpoint yang justru menimbulkan kebingungan. Guru juga masih mengalami kebingungan dalam penilaian autentik terutama penilaian keterampilan pada mata pelajaran ekonomi.
Menurut Sholeh Hidayat (2013: 157), “melakukan penyiapan dan pembinaan guru dalam rangka implementasi Kurikulum 2013 merupakan keniscayaan”. Guru memegang kunci penting dalam implementasi kurikulum terutama dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Dengan adanya pelatihan yang diberikan tersebut, guru diharapkan mampu mewujudkan pelaksanaan Kurikulum 2013.
Pelaksananaan kurikulum 2013 menghendaki langkah pertama pendekatan saintifik yaitu “pengamatan”. Kegiatan pengamatan dalam dalam rangka menghadirkan fakta yang diamati oleh siswa tentu sangat memerlukan kehadiran media untuk mempermudah pelaksanaan langkah kegiatan tersebut. Seluruh responden yang melaksanakan kurikulum 2013 mulai tahun 2014 mengalami kendala dalam menemukan media yang cocok untuk setiap pokok bahasan yang sedang dipelajari.
Berdasarkan paparan diatas maka dapat menjadi perhatian bahwa ada beberapa kendala yang menjadi hambatan oleh pendidik dalam menghadapi pelaksanaan kuruikulum 2013.

B.       Rumusan Masalah
1.      Apa saja yang menjadi kendala sekolah dan guru dalam menerapkan kurikulum 2013.
2.      Apa saja Kesulitan yang dihadapi pendidik dalam pelaksanaan pendekatan saintifik yang harus dilakukan
3.       Apa saja kendala yang dihadapi dalam menerapkan teknologi informasi dalam pendekatan saintifik pada mate pelajaran ekonomi?

C.       Tujuan
1.      Untuk mengetahui kendala Sekolah dan guru dalam menerapkan kurikulum 2013.
2.      Untuk mengetahui Kesulitan yang dihadapi pendidik dalam pelaksanaan pendekatan saintifik dan penerapan penilaian otentik yang harus dilakukan
3.      Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam menerapkan teknologi informasi dalam pendekatan saintifik pada mate pelajaran ekonomi















BAB II
PEMBAHASAN
1.        Pengertian dan Peran Guru
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen disebutkan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikananak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,dan pendidikan menengah. Uno (2009) menyatakan guru adalah orang yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan.
Guru merupakan unsur dominan dalam proses pendidikan, sehingga kualitas pendidikan banyak ditentukan oleh kualitas pendidik dalam menjalankan peran dan tugasnya di masyarakat (Mustofa 2007). Guru adalahsuatu profesi yang memerlukan keahlian khusus dan tidak dapat dilakukan oleh orang di luar bidang pendidikan.
Peran guru sangat penting dalam dunia pendidikan. Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 4 menegaskan guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.Guru berperan mentransfer ilmu pengetahuan ke peserta didik. Guru juga dituntut memberikan pendidikan karakter dan menjadi contoh karakter yang baik bagi anak didiknya.Guru harus mampu menciptakan suasana kelas yang nyaman dan menyenangkandalam melaksanaan pembelajaran.Purwo (2009) menyatakan guru tidak lagi menempatkan diri berperan sebagai satu-satunya model bagi pembelajaran dan satu-satunya yang mampu menemukan dan membetulkan kesalahan siswa.


2.        Guru dalam Pengembangan Kurikulum
Menurut survei lapangan dalam Hamalik (2008) hambatan dalam pengembangan kurikulum pada pelaksanaan kurikulum yaituproses sosialisasi terhadap kurikulum baru belum mengenai sasaran (guru, personel sekolah, siswa, orang tuasiswa, masyarakat pemakai tamatan dll). Guru merupakan agen yang langsung terlibat dalam proses pembelajaran sehingga sosialisasi dalam perubahan kurikulum harus benar-benar menyentuh guru. Salah satu alasan keberatan dalam pelaksanaan Integrated Curriculum atau kurikulum unit adalah guru-guru yang tidak dididik untuk menjalankan kurikulum seperti ini (Nasution 2008). Guru dan personel sekolah sulit mengubah pola pikir lama ke pola pikir baru sesuai dengan perkembangan yang terjadi dalam kurikulum.
Pernyataan tersebut diperkuat oleh beberapa alasan sebagai berikut.
1.    Guru adalah pelaksana langsung dari kurikulum di suatu kelas.
2.    Gurulah yang bertugas mengembangkan kurikulum pada tingkat pembelajaran.
3.    Gurulah yang langsung menghadapi berbagai permasalahan yang muncul sehubungan dengan pelaksanaan kurikulum di kelas.
4.    Tugas gurulah yang mencarikan upaya memecahkan segala permasalahan yang dihadapi dan melaksanakan upaya itu. (Nasution 2008)
Keberhasilan dari suatu kurikulum yang ingin dicapai sangat bergantung pada faktor kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru (Uno 2009). Jika kemampuan guru tinggi, maka guru akan cepat menangkap dan beradaptasi dengan kurikulum yang ada sehingga kurikulum dapat diterapkan secara maksimal. Namun bila kemampuan guru rendah maka guru tidak akan dengan mudah beradaptasi dengan kurikulum yang ada sehingga pelaksanaan kurikulum menjadi terhambat. Hu4ain et al(2011) menyatakan guru harus memiliki pengetahuan tentang kurikulum dan memahami proses dimana kurikulum dapat dikembangkan.Sehingga selain bertugas untuk melaksanaan kurikulum guru juga harus bertanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum.
3.        Kendala sekolah dalam menerapkan kurikulum 2013.
      Perubahan Kurikulum sering  kali  menimbulkan  persoalan  baru,  sehingga  pada  tahap  implementasinya  memiliki kendala  teknis,  sehingga  sekolah  sebagai penyelenggara  proses  pendidikan  formal sedikit  banyaknya pada  tahap  awal membutuhkan energi  yang besar hanya  untuk  mengetahui  dan  memahami  isi  dan  tujuan  kurukulum  baru.  Dalam  teknik  pelaksanaannya  juga  sedikit  terkendala  disebabkan  perlu  adaptas i  terhadap  perubahan  atas  kurikulum  terdahulu  yang  sudah biasa  diterapkannya.
Perubahan  kurikulum  menjadi  perbincangan  di  dunia  pendidikan,  ada  yang  setuju  ada  juga  yang  tidak  setuju. Pendapat yang setuju menyatakan bahwa Kurikulum 2013 sangat bagus sekali, tujuan yang akan dicapai sudah jelas dan memiliki perwujudan, guru dituntut kreatif dan inovatif . Dalam proses pembelajaran yang menekankan 5 M, yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, dan mengomunikasikan, siswa dituntut aktif , pembelajaran dari teacher centered ke student  centered. Kurikulum  2013  menyempurnakan  berbagai  hal dari kurikulum sebelumnya  (KTSP).
Kurikulum  2013 memiliki inovasi-inovasi  yang diharapkan akan berdampak positif pada peningkatan  hasil belajar. Perubahan demi perubahan dilakukan,  mulai dari  perencanaan pembelajaran,  proses  pembelajaran, hingga  evaluasi  hasil  belajar. Bahkan  isi  materi mengalami perubahan.
Beberapa kendala yang dirasakan oleh pihak sekolah setelah penerapan kurikulum 2013 secara serempak sekarang ini antara lain adalah:
  1. Pada banyak sekolah, buku siswa dan buku guru belum ada.
  2. Diklat kurikulum dirasakan oleh para pendidik kurang maksimal karena terbatasnya waktu.
  3. Masih banyak pendidik yang belum faham benar akan kurikulum 2013.
  4. Sebagai hal baru, tentu saja membutuhkan waktu adaptasi yang cukup lama, baik bagi siswa maupun bagi para pendidik.
  5. Masih banyak pendidik yang belum mengusai TIK, sehingga mengalami kesulitan ketika membuat rencana pembelajaran.
Perubahan KTSP 2006 ke Kurikulum 2013, sesungguhnya suatu hal yang biasa, asalakan dilakukan secara terencana, guna merespon dan mengantisifasi perkembangan, tuntutan atau kebutuhan masyarakat. Globalisasi telah terjadi dalam berabagai bidangnya, termasuk dalam bidang sains dan teknologi, sosial-politik, budaya  dan etika yang berimplikasi pada banyaknya masalah yang muncul dalam dunia pendidikan di berbagai Negara. Beragam permasalahan pendidikan itu mendorong dunia pendidikan agar selalu mengevaluasi kurikulum.[9]
Guru merupakan salah satu faktor penting dalam implementasinya kurikulum. Bagaimanapun idealnya suatu kurikulum tanpa ditunjang oleh kemampuan guru untuk mengimplementasikannya, maka kurikulum itu tidak akan bermakna sebagai suatu alat pendidikan, dan sebaliknya pembelajaran tanpa kurikulum sebagai pedoman tidak akan efektif. Dengan demikian peran guru dalam mengimplementasikan kurikulum memegang posisi kunci. Dalam proses pengembsngan kurikulum, peran guru lebih banyak dalam tataran kelas.[10]
Pada pelaksanaannya Kurikulum 2013 di daerah masih menyisakan berbagai persoalan. Meski tujuan kurikulum baru itu baik, namun pelaksanaan di lapangan harus mendapat banyak perbaikan. Persoalan-persoalan yang muncul antara lain :
1.         Guru sebagai manajer di kelas belum memahami benar implementasi kurikulum 2013 yang seharusnya. Meskipun sudah dilakukan pelatihan-pelatihan terhadap guru, tetapi belum semua guru memahaminya secara baik. Pun guru yang mengikuti pelatihan belum semua informasi terkait dengan implementasi kurikulum terserap dengan baik.
2.         Kurangnya buku panduan pelajaran dari Pemerintah Pusat. Bahkan di beberapa sekolah SMP yang menjadi pilot project penerapan Kurikulum 2013 di Kabupaten Tegal (dan mungkin di kabupaten lainnya di Indonesia), hanya terdapat dua buku panduan. Untuk mengatasi itu, pihaknya mengunduh buku panduan dari internet dan memperbanyaknya.
3.         Buku siswa yang idealnya juga dimiliki siswa dengan komposisi satu buku satu siswa masih belum dapat disediakan dengan cukup. Kondisi tersebut memaksa sekolah untuk melakukan pengadaan buku tersebut dengan penggandaan yang tentunya membutuhkan biaya tambahan.
4.         Sistem rapor. Masalah mungkin muncul pada pertengahan Oktober depan, berkaitan dengan sistem rapor kepada orang tua siswa. Hingga sekarang belum ada petunjuk teknis bagaimana rapor itu nanti dibuat, yang mengacu kepada sistem penilaian di perguruan tinggi dengan nilai A, B, C, dan seterusnya.
5.         Lainnya adalah keberatan para orang tua siswa berkaitan dengan adanya kata-kata kasar dalam buku panduan Kurikulum 2013.
6.         Terdapat beberapa daerah yang memaksakan diri dalam pelaksanaan kurikulum 2013. Sebagai contoh Kota Tegal, pada tahun pelajaran 2013/2014 secara serentak mewajibkan seluruh sekolah untuk menerapkan kurikulum 2013. Hal ini jelas menimbulkan permasalahan, misalnya mahalnya biaya pengadaan buku. Masalah ini menjadi lebih parah manakala siswa diwajibkan untuk membeli buku sendiri. (sekolah menjadi terkesan sangat mahal)
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga Negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan efektif serta mampu berkonstribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia.
4.        Kesulitan yang dihadapi pendidik dalam pelaksanaan pendekatan saintifik yang harus dilakukan
Baru-baru ini dengan diterapkannya Kurikulum 2013 timbul beberapa pro dan kontra. Hal ini diakibatkan kebijakan yang pemerintah buat tidak sesuai dengan harapan dan kondisi nyata yang ada di lapangan. Para guru yang ditunjuk sebagai pelaksana kurikulum merasa bingung dengan diterapkannya kurikulum 2013 ini. Kebanyakan dari mereka masih menggunakan kurikulum sebelumnya yakni kurikulum KTSP dalam pembelajarannya, karena mereka belum begitu paham dengan kurikulum 2013 yang sebenarnya, padahal beberapa dari mereka telah dilatih dalam persiapan pelaksanaan Kurikulum 2013. Salah satu perbedaan antara kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya adalah adanya buku siswa dan buku guru yang telah disediakan oleh pemerintah pusat sebagai buku wajib sumber belajar di sekolah. Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam kurikulum 2013, yakni pendekatan scientific.
 Pendekatan ini lebih menekankan pada pembelajaran yang mengaktifkan siswa. Pendekatan ini dilaksanakan dengan melibatkan tiga model pembelajaran diantaranya adalah problem based learning, yaitu model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik, sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri. Project based learning, adalah pemanfaatan proyek dalam proses belajar mengajar, dengan tujuan memperdalam pembelajaran atau pembelajaran berbasisi proyek, dimana siswa lebih aktif dan guru hanya sebagai fasilitator,  dan discovery learning yaitu. Proses peembelajaran yang terjadi bila siswa tidak disajikan dengan pelajaran dalam benatuk finalnya.Ketiga model ini akan menunjang pelaksanaan kurikulum 2013. Dalam pelaksanaannya pendekatan scientific ini menekankan lima aspek penting, yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan komunikasi.
Proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang agar siswa secara aktif  mengonstruksi pengetahuan melalui tahapan-tahapan mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan.  Pada pendekatan saintifik, guru masih belum melaksanakan kegiatan mencoba dan menalar. Guru merasa bahwa waktu yang terbatas menjadi  kendala  dalam  menerapkan  pendekatan  saintifik  dalam  pembelajaran. Pemanfaatan  lingkungan  sebagai  sumber  dan media  belajar  diharapkan  mampu  mengembangkan  sikap,  keterampilan  dan  pengetahuan  dalam  diri  siswa,  antara  lain kemampuan  untuk  mengamati,  merumuskan  pertanyaan,  mengumpulkan  informasi,  menganalisis,  dan  mengomunikasikan pengalaman belajar secara lebih nyata dan bermakna
Apabila kita telah melihat perbedaan antara kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013 dari SK/KD atau KI/KD nya, maka kita sudah pasti dapat melihat perbedaannya dari segi evaluasi. Hal paling penting dari segi evaluasi yang dapat terlihat bahwa pada kurilukum 2013 penilaian yang melibatkan tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotor memang benar-benar dilaksanakan dengan baik karena tergambar secara langsung tuntutan tersebut dalam KI/KD nya. Artinya pada kurikulum 2013 ini penilaian dilakukan berbasis kemampuan melalui penilaian proses dan output. Sementara pada kurikulum KTSP meskipun sudah dilaksanakan penilaian terhadap ketiga ranah tersebut, namun tidak secara konkrit tuntutan tersebut dijabarkan pada SK/KD nya dan penilaiannya juga masih dirasakan abstrak. Artinya penilaiannya berfokus pada pengetahuan siswa atau berbasis output. Hal inilah yang membedakan sisi evaluasi dari kedua kurikulum di atas (KTSP dan 2013)
5.        Penerapkan teknologi informasi dalam pendekatan saintifik pada mate pelajaran ekonomi
Cara pengajaran pada kurikulum 2013 menutut guru menggunakan media elektronik dalam pengajarannya. Padahal tidak semua guru bisa menggunakan media elektronik seperti laptop maupun komputer. Sarana prasarana yang disediakan sekolah juga kurang sebab tidak semua sekolah menyediakan alat penunjang pengajaran didalam kelas. Hal ini menyebabkan tidak adanya pembelajaran TIK didalam kelas yang diharapkan ada unsur TIK didalamnya kecuali di SMK dengan jurusan tertentu masih tidak dipadukan dengan pelajaran lain.
Pelaksanaan Kurikulum 2013 yang terkait dengan pendekatan saintifik dilaksanakan pada semua mata pelajaran, termasuk juga pada mata pelajaran ekonomi. Pada sisi lain, mengingat arus globalisasi yang terjadi saat ini juga mencakup aspekkemajuan dalam penggunaan teknologi informasi, diharapkan penggunaan TI tersebutdapat mendukung proses pembelajaran ekonomi dengan pendekatan saintifik. Dalam penelitiannya, Salamor (2013) menjelaskan bahwa salah satu bidang yang mendapatkandampak yang cukup berarti dengan perkembangan teknologi adalah bidang pendidikan,di mana pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses komunikasi dan informasidari pendidik kepada peserta didik yang berisi informasi-informasi pendidikan, yangmemiliki unsur-unsur pendidik sebagai media dan sumber informasi. Dalam upayamenyiapkan SDM yang kompetitif, Sarbani (2013) menyarankan agar seorang pesertadidik harus memperhatikan fenomena perkembangan teknologi informasi sebagai bekaluntuk menyiapkan diri memasuki dunia kerja kelak.
Penerapan Teknologi Informasi dalam Pendekatan Saintifik pada Mata PelajaranEkonomiPada pendekatan saintifik terdapat beberapa kegiatan pembelajaran yangmeliputi: 1) mengamati, 2) menanya, 3) mengumpulkan informasi, 4) mengasosiasikan/mengolah informasi/ menalar, 5) mengkomunikasikan pembelajaran, dan 6) membentuk jejaring.Metode mengamati (observing) mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningful learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, sepertimenyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudahpelaksanaannya. Dalam pembelajaran ekonomi, pengamatan dapat dilakukan terhadap hal-hal seperti proses terbentuknya harga serta hubungan antara permintaan danpenawaran. Selain itu, dalam pembelajaran di kelas, mengamati dapat dilakukan melalui berbagai media yang dapat diamati siswa, misalnya melalui video, gambar, grafik, bagan,dsb. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmatullah (2011), tentang penggunaan media pembelajaran film animasi menunjukkan terjadinya peningkatan hasil belajar siswa.
Penyajian film animasi dalam durasi-durasi pendek dan menggabungkan antara animasi tokoh dan berbagai kegiatannya dengan sejumlah kejadian-kejadian nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, membuatsiswa menjadi tidak lekas bosan dan bisa mengulang kembali ketika mereka memerlukanpendalaman materi pada pokok bahasan tertentu secara lebih mudah. Beberapa siswayang ditanya oleh peneliti mengaku lebih memahami dan mengerti konsep-konseppembelajaran IPS (ekonomi).
6.        Solusi dalam penerapan Kurikulum 2013.
            Menjadi guru banyak orang bisa, tetapi menjadi guru yang memiliki keahlian dalam mendidik memerlukan pendidikan, pelatihan dan pengalaman. Untuk itu seorang guru setidaknya memiliki standar minimal :
1)        Memiliki kemampuan intelektual yang baik.
2)        memiliki kemampuan memahami visi dan misi pendidikan nasional.
3)        memilki keahlian mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa secara efektif.
4)        memahami konsep perkembangan psikologi anak
5)        memiliki kemampuan mengorganisir proses pembelajaran, dan
6)        memiliki kreatifitas dan seni mendidik.
            Jadi jelas, bahwa disamping seorang guru harus memahami dirinya sendiri, siswa dan dan masyarakat, maka harus juga memiliki kemampuan-kemampuan yang berkenaan dengan fungsi pengajaran. Tentu saja kemampuan kepribadian, sikap dan hubungan sosialnya dengan orang yang terlibat dalam proses belajar mengajar merupakan syarat mutlak disamping kemampuan professional tersebut.
Pada kenyataannya, karena adanya perbedaan kemampuan dan pengetahuan guru, belum semua guru mampu mengembangkan kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa untuk mengamati fenomena yang terjadi yang berhubungan dengan materi pelajarannya. Hal inilah salah satunya yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan kurikulum 2013. Oleh karena itu, sangat perlu bagi masing-masing sekolah mengadakan kegiatan :
1.      lesson study ataupun workshop yang membahas cara mengajarkan kegiatan pembelajaran yang dimaksudkan dalam kurikulum 2013. Menurut Sudrajat (2008) lesson study merupakan satu upaya meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang dilaksanakan secara kolaboratif dan berkelanjutan oleh sekelompok guru. dengan berkolaborasi guru mampu mengembangkan bagaimana siswa belajar dan bagaimana membelajarkan siswa. Selain itu melalui lesson study guru dapat memperoleh pengetahuan dari guru lainnya atau narasumber. Hal ini diperoleh melalui adanya umpan balik dari anggota lesson study. Sehingga kemampuan guru semakin hari semakin bertambah baik dengan melakukan contoh kemudian dikritisi ataupun dari memperhatikan contoh kemudian mengkritisi.
2.      Pertemuan antar sekolah yang sudah menerapkan kurikulum 2013 Pertemuan ini mengumpulkan semua perwakilan sekolah yang ditunjuk melaksanakan kurikulum 2013 untuk mengevaluasi tahap awal penerapan pola pembelajaran baru dalam sebulan terakhir. Pertemuan ini penting sebab sebagian sekolah merasa mampu menerapkan kurikulum baru dengan baik, namun yang lain kesulitan. Sehingga dengan adanya forum ini akan terjalin tukar menukar pengalaman tentang pelaksanaan kurikulum 2013 di masing-masing sekolah.                      
3.      Lengkapnya sarana dan prasarana, media pembelajaran sebagai                                     penunjang lancarnya pelaksanaan penerapan Kurikulum 2013.      
4.      Pelatihan dan pengenalan guru terhadap kemajuan Ilmu dan teknologi, karena bukan tidak ada guru yang belum memahami cara penggunaan media sebagai alat bantu untuk memudahkan sisiwa dalam menyerap ilmu pengetahuan.
            Beberapa hal diatas adalah solusi yang dapat mengatasi masalah yang ada dalam menghadapi Kurikulum 2013.








BAB III
PENUTUP
1.        Kesimpulan
Berdasarkan kajian diatas maka dapat disumpulkan bahwa ada beberapa kendala yang dihadapi oleh guru dalam menggunakan pendekatan saintifik dengan pendekatan teknologi informasi sebagai medai ajarnya :
1)        Guru belum siap dengan kurikulum 2013 walaupun telah diadakan pelatihan dan workshop terhadap guru tersebut
2)        Kemampuan guru rendah maka guru tidak akan dengan mudah beradaptasi dengan kurikulum yang ada sehingga pelaksanaan kurikulum menjadi terhambat
3)        Masih banyak pendidik yang belum mengusai TIK, sehingga mengalami kesulitan ketika membuat rencana pembelajaran
4)        Pada pendekatan saintifik, guru masih belum melaksanakan kegiatan mencoba dan menalar. Guru merasa bahwa waktu yang terbatas menjadi  kendala  dalam  menerapkan  pendekatan  saintifik  dalam  pembelajaran
2.        Saran
Saran yang dapat saya berikan untuk sedikit menyelesaikan kendala guru dalam menggunakan pendekatan saintifik melalui media teknologi informasi adalah sebai berikut:
1.      Kepada pada para pejabat Dinas Pendidikan, lakukan pelatihan dan workshop untuk guru terutama dalam penngunaan sistem informasi
2.      Kepada pihak sekolah agar menyediakan saran dan prasarana penunjang yang mencukupi sehingga penggunaan media teknologi informasi dapat digunakan semestinya

3.      Kepada guru sebagai pemuncak dan penentu dalam mengembangkan media pengajarannya, agar terus berlatih tanpa henti agar tujuan pembelajaran yang dikehendaki dapat tercapai melalui pendekatan saintifik dengan penggunaan sistem informasi.


















DAFTAR PUSTAKA
Candraningrum, D. K. (2015). Kesiapan Guru Ekonomi Sekolah Menengah Atas Negeri Di DIY dalam Mengimplementasikan Kurikulum 2013 (Doctoral dissertation, Doctoral dissertation, Fakultas Ekonomi).

Haryana, G., & Gimin, G. (2015). Hambatan yang Dihadapi Guru Ekonomi SMA dalam Implementasi Kurikulum 2013 di Kota Pekanbaru. PEKBIS (Jurnal Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis), 7(2), 146-151.

Hamalik O. 2008. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Herry Widyastono, Pengembangan Kurikulum di Era Otonomi Daerah, Jakarta, 2014, hlm. 131

Hu4ain A, AH Dogar, M Azeem & A Shakoor. 2011.Evaluation of Curriculum Development Proce4. International Journal of Humanities and Social Science1(14):263-271

Mustaqim, R. A. (2014). Kesiapan Sekolah dalam Mengimplementasikan Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Ekonomi. Ekonomi IKIP Veteran Semarang, 2(1).

Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, di Sekolah, Madrasyah dan Perguruan Tinggi, Jakarta; raja Grafindo Persada, 2007, hlm. 14.

NasutionS. 2008. Asas-Asas Kurikulum. Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara.

Sholikha, S. M. (2015). Penerapan Teknologi Informasi dalam Pendekatan Saintifik pada Mata Pelajaran Ekonomi. In Prosiding Seminar Nasional (Vol. 9).

Uno HB. 2009.Profesi Kependidikan Problema, solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara

Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, jakarta, 2008, hlm. 28.

Suyanto dan Asep Jihad, Bagaimana menjadi Calon Guru dan Guru Profesional, Yogyakarta; Multi Presindo, 2013, hlm. 7.



                                                        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tugas online tahap 2 Tentang Pajak, Perdagangan dan Kerjasama Internasional

TUGAS ONLINE PERIODE 3 APRIL 2020 S/D 16 APRIL 2020 Kelas   : XI IPA & IPS Mapel : Ekonomi Guru    : Aidil Putra, S.Pd ...