MAKALAH
PENGEMBANGAN
KURIKULUM PENDIDIKAN EKONOMI
TENTANG
KENDALA YANG
DIHADAPI GURU DALAM PENDEKATAN SAINTIFIK
MELALUI PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI
SEBAGAI MEDIA AJAR EKONOMI DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013

NAMA : AIDIL PUTRA
NIM : 18179002
PRODI : MAGISTER PENDIDIKAN EKONOMI
DOSEN :
Dr. SYAMWIL, M.Pd
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kurikulum2013
membawa paradigma baru
dalam pembelajaran. Implementasinya
menuntut beberapa perubahan mendasar bila
dibandingkan dengan
kurikulum sebelumnya. Beberapa elemen
perubahan meliputi (1) kompetensi lulusan;
(2) kedudukan mata pelajaran; (3)
pendekatan; (4) struktur kurikulum; (5)
proses pembelajaran; (6) penilaian
hasil belajar; dan
(7) kegiatan ekstrakurikuler (Kemendikbud,
2013). Beberapa perubahan ini
menjadi dasar dalam mendesain
dan mengembangkan kurikulum. Perubahan lain
juga terjadi pada rumusan
tujuan kurikulum2013.
Tujuan kurikulum2013
sebagaimana termaktub dalam Permendikbud No.69
tahun 2013 adalah mempersiapkan manusia Indonesia
agar memiliki kemampuan hidup
sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan efektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradabandunia. Dengan demikian,
pengembangan kurikulum dengan segala komponennya harusmengacu pada tujuan ini.
Relevan dengan
perubahan tujuan tersebut,
maka proses perumusan tujuan juga mengalami perubahan.
Kurikulum 2013 tidak
mengenal lagi istilah
standar kompetensi,akan
tetapi kompetensi inti
dan kompetensi dasar.
Kompetensi inti meliputi kompetensiinti 1
sampai dengan kompetensi
inti 4. KI-1 berisi sikap spiritual, KI-2
sikap sosial, KI-3
pengetahuan, KI-4 ketrampilan (Kemendikbud, 2013). Secara
spesifik tujuan pembelajaran
yang disasar dalam
kurikulum 2013 meliputi tiga
ranah, yakni: afektif (sikap),kognitif (pengetahuan) dan psikomotor
(keterampilan). Implementasi dalam pembelajaranranah sikap
menggamit transformasi substansiatau materi pembelajaran agar
pesertadidik tahu mengapa. Ranah
keterampilan menggamit transformasi
substansi atau materi pembelajaran agar peserta didik tahu bagaimana. Ranah
pengetahuan menggamit transformasi
substansi atau materi ajar agar peserta didik
tahu apa. Hasil akhirnya adalah
peningkatan dan keseimbangan antara
kemampuan untuk menjadi
manusia yang baik (soft skills) dan
manusia yang memiliki
kecakapan dan pengetahuan
untuk hidupsecara layak (hardskills) dari peserta didik yang meliputi
aspek kompetensi sikap,keterampilan dan pengetahuan.
Implementasi
Kurikulum 2013 secara menyeluruh ini terkesan dipaksakan sehingga
menuai pro dan
kontra di masyarakat, tidak terkecuali guru sebagai
ujung tombak implementasi kurikulum. Kemudian, pada Desember 2014,
pemerintah di bawah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan
evaluasi. Evaluasi tersebut
menetapkan penghentian sementara
pelaksanaan Kurikulum 2013 untuk dilakukan pembenahan.
Permendikbud Nomor
160 Tahun 2014
tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013pasal 2:
Satuan pendidikan
dasar dan pendidikan
menengah yang telah melaksanakan Kurikulum 2013 selama 3 semester tetap
menggunakan Kurikulum 2013. Sekolah-sekolah itu merupakan
satuan pendidikan rintisan penerapan
Kurikulum 2013. Sekolah tersebut
dapat berganti melaksanakan Kurikulum
Tahun 2006 dengan
melaporkan kepada dinas
pendidikan provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.
Dengan demikian,
sebanyak 6.221 sekolah
yang telah melaksanakan Kurikulum 2013
selama tiga semester
tetap melanjutkan menggunakan Kurikulum 2013. Bagi
sekolah lainnya, penghentian Kurikulum 2013 berlaku mulai semester
genap tahun ajaran
2014/2015. Sebanyak 6.221
sekolah rintisan tersebut menjadi
percontohan bagi sekolah
lain dalam implementasi Kurikulum 2013.
Pemberlakuan Kurikulum
2013 membawa implikasi
pada kesiapan guru. Guru
yang selama ini mengajar dengan
KTSP, dituntut untuk
memiliki kemampuan pembelajaran dalam
Kurikulum 2013. Jika perubahan kurikulum ini belum
banyak dipahami secara
menyeluruh maka akan
terjadi keberagaman persepsi dimasing-masing guru
mata pelajaran. Guru sebagai ujung tombak dalam implementasi
kurikulum dituntut untuk bisa memahami dan mengaplikasikannya secara optimal.
Pada tahap awal, dilakukan beberapa
strategi dalam implementasi kurikulum diantaranya guru diberikan pelatihan
sesuai dengan Kurikulum 2013. Guru mata pelajaran ekonomi juga perlu
mendapatkan sosialisasi dan pelatihan tentang perubahan yang ada pada Kurikulum
2013. Guru diberikan pelatihan dalam pelaksanaan pembelajaran ekonomi sesuai
dengan Kurikulum 2013.
Dyah
Kirana (2015) dalam pelitiannya, melalui observasi dengan beberapa guru
ekonomi, mereka menyatakan bahwa pelatihan yang didapatkan juga tidak bersifat
teknis, hanya disampaikan melalui powerpoint yang justru menimbulkan
kebingungan. Guru juga masih mengalami kebingungan dalam penilaian autentik
terutama penilaian keterampilan pada mata pelajaran ekonomi.
Menurut
Sholeh Hidayat (2013: 157), “melakukan penyiapan dan pembinaan guru dalam
rangka implementasi Kurikulum 2013 merupakan keniscayaan”. Guru memegang kunci
penting dalam implementasi kurikulum terutama dalam pelaksanaan pembelajaran di
kelas. Dengan adanya pelatihan yang diberikan tersebut, guru diharapkan mampu
mewujudkan pelaksanaan Kurikulum 2013.
Pelaksananaan
kurikulum 2013 menghendaki langkah pertama pendekatan saintifik yaitu
“pengamatan”. Kegiatan pengamatan dalam dalam rangka menghadirkan fakta yang
diamati oleh siswa tentu sangat memerlukan kehadiran media untuk mempermudah
pelaksanaan langkah kegiatan tersebut. Seluruh responden yang melaksanakan
kurikulum 2013 mulai tahun 2014 mengalami kendala dalam menemukan media yang
cocok untuk setiap pokok bahasan yang sedang dipelajari.
Berdasarkan
paparan diatas maka dapat menjadi perhatian bahwa ada beberapa kendala yang
menjadi hambatan oleh pendidik dalam menghadapi pelaksanaan kuruikulum 2013.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
saja yang menjadi kendala sekolah dan guru dalam menerapkan kurikulum 2013.
2. Apa
saja Kesulitan yang dihadapi pendidik dalam pelaksanaan pendekatan saintifik yang
harus dilakukan
3.
Apa saja kendala yang dihadapi dalam
menerapkan teknologi informasi dalam pendekatan saintifik pada mate pelajaran
ekonomi?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui kendala Sekolah dan guru dalam menerapkan kurikulum 2013.
2. Untuk
mengetahui Kesulitan yang dihadapi pendidik dalam pelaksanaan pendekatan
saintifik dan penerapan penilaian otentik yang harus dilakukan
3. Untuk
mengetahui kendala yang dihadapi dalam menerapkan teknologi informasi dalam
pendekatan saintifik pada mate pelajaran ekonomi
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
dan Peran Guru
Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen disebutkan guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih,menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikananak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,dan pendidikan menengah. Uno (2009)
menyatakan guru adalah orang yang memiliki kemampuan merancang program
pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar peserta didik dapat
belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan
akhir dari proses pendidikan.
Guru
merupakan unsur dominan dalam proses pendidikan, sehingga kualitas pendidikan
banyak ditentukan oleh kualitas pendidik dalam menjalankan peran dan tugasnya
di masyarakat (Mustofa 2007). Guru adalahsuatu profesi yang memerlukan keahlian
khusus dan tidak dapat dilakukan oleh orang di luar bidang pendidikan.
Peran
guru sangat penting dalam dunia pendidikan. Undang-Undang nomor 14 tahun 2005
tentang Guru dan Dosen pasal 4 menegaskan guru sebagai agen pembelajaran
berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.Guru berperan mentransfer
ilmu pengetahuan ke peserta didik. Guru juga dituntut memberikan pendidikan
karakter dan menjadi contoh karakter yang baik bagi anak didiknya.Guru harus
mampu menciptakan suasana kelas yang nyaman dan menyenangkandalam melaksanaan
pembelajaran.Purwo (2009) menyatakan guru tidak lagi menempatkan diri berperan
sebagai satu-satunya model bagi pembelajaran dan satu-satunya yang mampu
menemukan dan membetulkan kesalahan siswa.
2.
Guru
dalam Pengembangan Kurikulum
Menurut
survei lapangan dalam Hamalik (2008) hambatan dalam pengembangan kurikulum pada
pelaksanaan kurikulum yaituproses sosialisasi terhadap kurikulum baru belum
mengenai sasaran (guru, personel sekolah, siswa, orang tuasiswa, masyarakat
pemakai tamatan dll). Guru merupakan agen yang langsung terlibat dalam proses
pembelajaran sehingga sosialisasi dalam perubahan kurikulum harus benar-benar
menyentuh guru. Salah satu alasan keberatan dalam pelaksanaan Integrated
Curriculum atau kurikulum unit adalah guru-guru yang tidak dididik untuk
menjalankan kurikulum seperti ini (Nasution 2008). Guru dan personel sekolah
sulit mengubah pola pikir lama ke pola pikir baru sesuai dengan perkembangan
yang terjadi dalam kurikulum.
Pernyataan
tersebut diperkuat oleh beberapa alasan sebagai berikut.
1. Guru
adalah pelaksana langsung dari kurikulum di suatu kelas.
2. Gurulah
yang bertugas mengembangkan kurikulum pada tingkat pembelajaran.
3. Gurulah
yang langsung menghadapi berbagai permasalahan yang muncul sehubungan dengan
pelaksanaan kurikulum di kelas.
4. Tugas
gurulah yang mencarikan upaya memecahkan segala permasalahan yang dihadapi dan
melaksanakan upaya itu. (Nasution 2008)
Keberhasilan
dari suatu kurikulum yang ingin dicapai sangat bergantung pada faktor kemampuan
yang dimiliki oleh seorang guru (Uno 2009). Jika kemampuan guru tinggi, maka
guru akan cepat menangkap dan beradaptasi dengan kurikulum yang ada sehingga
kurikulum dapat diterapkan secara maksimal. Namun bila kemampuan guru rendah
maka guru tidak akan dengan mudah beradaptasi dengan kurikulum yang ada
sehingga pelaksanaan kurikulum menjadi terhambat. Hu4ain et al(2011) menyatakan
guru harus memiliki pengetahuan tentang kurikulum dan memahami proses dimana
kurikulum dapat dikembangkan.Sehingga selain bertugas untuk melaksanaan
kurikulum guru juga harus bertanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum.
3.
Kendala
sekolah dalam menerapkan kurikulum 2013.
Perubahan Kurikulum sering kali
menimbulkan persoalan baru,
sehingga pada tahap
implementasinya memiliki
kendala teknis, sehingga
sekolah sebagai penyelenggara proses
pendidikan formal sedikit banyaknya pada tahap
awal membutuhkan energi yang besar
hanya untuk mengetahui
dan memahami isi
dan tujuan kurukulum
baru. Dalam teknik pelaksanaannya
juga sedikit terkendala
disebabkan perlu adaptas i
terhadap perubahan atas kurikulum terdahulu
yang sudah biasa diterapkannya.
Perubahan kurikulum
menjadi perbincangan di
dunia pendidikan, ada yang
setuju ada juga
yang tidak setuju. Pendapat yang setuju menyatakan bahwa Kurikulum
2013 sangat bagus sekali, tujuan yang akan dicapai sudah jelas dan memiliki
perwujudan, guru dituntut kreatif dan inovatif . Dalam proses pembelajaran yang
menekankan 5 M, yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, dan
mengomunikasikan, siswa dituntut aktif , pembelajaran dari teacher centered ke student centered. Kurikulum 2013
menyempurnakan berbagai hal dari kurikulum sebelumnya (KTSP).
Kurikulum 2013 memiliki inovasi-inovasi yang diharapkan akan berdampak positif pada peningkatan hasil belajar. Perubahan demi perubahan
dilakukan, mulai dari perencanaan pembelajaran, proses
pembelajaran, hingga
evaluasi hasil belajar. Bahkan isi
materi mengalami perubahan.
Beberapa kendala yang dirasakan oleh pihak sekolah setelah
penerapan kurikulum 2013 secara serempak sekarang ini antara lain adalah:
- Pada banyak sekolah, buku siswa dan buku guru belum ada.
- Diklat kurikulum dirasakan oleh para pendidik kurang maksimal karena terbatasnya waktu.
- Masih banyak pendidik yang belum faham benar akan kurikulum 2013.
- Sebagai hal baru, tentu saja membutuhkan waktu adaptasi yang cukup lama, baik bagi siswa maupun bagi para pendidik.
- Masih banyak pendidik yang belum mengusai TIK, sehingga mengalami kesulitan ketika membuat rencana pembelajaran.
Perubahan
KTSP 2006 ke Kurikulum 2013, sesungguhnya suatu hal yang biasa, asalakan
dilakukan secara terencana, guna merespon dan mengantisifasi perkembangan,
tuntutan atau kebutuhan masyarakat. Globalisasi telah terjadi dalam berabagai
bidangnya, termasuk dalam bidang sains dan teknologi, sosial-politik,
budaya dan etika yang berimplikasi pada
banyaknya masalah yang muncul dalam dunia pendidikan di berbagai Negara.
Beragam permasalahan pendidikan itu mendorong dunia pendidikan agar selalu
mengevaluasi kurikulum.[9]
Guru
merupakan salah satu faktor penting dalam implementasinya kurikulum.
Bagaimanapun idealnya suatu kurikulum tanpa ditunjang oleh kemampuan guru untuk
mengimplementasikannya, maka kurikulum itu tidak akan bermakna sebagai suatu
alat pendidikan, dan sebaliknya pembelajaran tanpa kurikulum sebagai pedoman
tidak akan efektif. Dengan demikian peran guru dalam mengimplementasikan
kurikulum memegang posisi kunci. Dalam proses pengembsngan kurikulum, peran
guru lebih banyak dalam tataran kelas.[10]
Pada
pelaksanaannya Kurikulum 2013 di daerah masih menyisakan berbagai persoalan.
Meski tujuan kurikulum baru itu baik, namun pelaksanaan di lapangan harus
mendapat banyak perbaikan. Persoalan-persoalan yang muncul antara lain :
1.
Guru sebagai manajer di kelas belum
memahami benar implementasi kurikulum 2013 yang seharusnya. Meskipun sudah
dilakukan pelatihan-pelatihan terhadap guru, tetapi belum semua guru
memahaminya secara baik. Pun guru yang mengikuti pelatihan belum semua
informasi terkait dengan implementasi kurikulum terserap dengan baik.
2.
Kurangnya buku panduan pelajaran dari
Pemerintah Pusat. Bahkan di beberapa sekolah SMP yang menjadi pilot project
penerapan Kurikulum 2013 di Kabupaten Tegal (dan mungkin di kabupaten lainnya
di Indonesia), hanya terdapat dua buku panduan. Untuk mengatasi itu, pihaknya
mengunduh buku panduan dari internet dan memperbanyaknya.
3.
Buku siswa yang idealnya juga dimiliki
siswa dengan komposisi satu buku satu siswa masih belum dapat disediakan dengan
cukup. Kondisi tersebut memaksa sekolah untuk melakukan pengadaan buku tersebut
dengan penggandaan yang tentunya membutuhkan biaya tambahan.
4.
Sistem rapor. Masalah mungkin muncul
pada pertengahan Oktober depan, berkaitan dengan sistem rapor kepada orang tua
siswa. Hingga sekarang belum ada petunjuk teknis bagaimana rapor itu nanti
dibuat, yang mengacu kepada sistem penilaian di perguruan tinggi dengan nilai
A, B, C, dan seterusnya.
5.
Lainnya adalah keberatan para orang tua
siswa berkaitan dengan adanya kata-kata kasar dalam buku panduan Kurikulum
2013.
6.
Terdapat beberapa daerah yang memaksakan
diri dalam pelaksanaan kurikulum 2013. Sebagai contoh Kota Tegal, pada tahun
pelajaran 2013/2014 secara serentak mewajibkan seluruh sekolah untuk menerapkan
kurikulum 2013. Hal ini jelas menimbulkan permasalahan, misalnya mahalnya biaya
pengadaan buku. Masalah ini menjadi lebih parah manakala siswa diwajibkan untuk
membeli buku sendiri. (sekolah menjadi terkesan sangat mahal)
Kurikulum
2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan
hidup sebagai pribadi dan warga Negara yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan efektif serta mampu berkonstribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara dan peradaban dunia.
4.
Kesulitan
yang dihadapi pendidik dalam pelaksanaan pendekatan saintifik yang harus
dilakukan
Baru-baru
ini dengan diterapkannya Kurikulum 2013 timbul beberapa pro dan kontra. Hal ini
diakibatkan kebijakan yang pemerintah buat tidak sesuai dengan harapan dan
kondisi nyata yang ada di lapangan. Para guru yang ditunjuk sebagai pelaksana
kurikulum merasa bingung dengan diterapkannya kurikulum 2013 ini. Kebanyakan
dari mereka masih menggunakan kurikulum sebelumnya yakni kurikulum KTSP dalam
pembelajarannya, karena mereka belum begitu paham dengan kurikulum 2013 yang
sebenarnya, padahal beberapa dari mereka telah dilatih dalam persiapan
pelaksanaan Kurikulum 2013. Salah satu perbedaan antara kurikulum 2013 dengan
kurikulum sebelumnya adalah adanya buku siswa dan buku guru yang telah
disediakan oleh pemerintah pusat sebagai buku wajib sumber belajar di sekolah.
Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam kurikulum 2013, yakni pendekatan
scientific.
Pendekatan ini lebih menekankan pada
pembelajaran yang mengaktifkan siswa. Pendekatan ini dilaksanakan dengan
melibatkan tiga model pembelajaran diantaranya adalah problem based learning,
yaitu model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah
autentik, sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh
kembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa dan
meningkatkan kepercayaan diri sendiri. Project based learning, adalah
pemanfaatan proyek dalam proses belajar mengajar, dengan tujuan memperdalam
pembelajaran atau pembelajaran berbasisi proyek, dimana siswa lebih aktif dan
guru hanya sebagai fasilitator, dan
discovery learning yaitu. Proses peembelajaran yang terjadi bila siswa tidak
disajikan dengan pelajaran dalam benatuk finalnya.Ketiga model ini akan menunjang
pelaksanaan kurikulum 2013. Dalam pelaksanaannya pendekatan scientific ini
menekankan lima aspek penting, yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan
komunikasi.
Proses
pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang
dirancang agar siswa secara aktif mengonstruksi
pengetahuan melalui tahapan-tahapan mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan
mengomunikasikan. Pada pendekatan
saintifik, guru masih belum melaksanakan kegiatan mencoba dan menalar. Guru
merasa bahwa waktu yang terbatas menjadi
kendala dalam menerapkan
pendekatan saintifik dalam
pembelajaran. Pemanfaatan lingkungan sebagai
sumber dan media belajar
diharapkan mampu mengembangkan
sikap, keterampilan dan
pengetahuan dalam diri
siswa, antara lain kemampuan untuk
mengamati, merumuskan pertanyaan,
mengumpulkan informasi, menganalisis,
dan mengomunikasikan pengalaman
belajar secara lebih nyata dan bermakna
Apabila
kita telah melihat perbedaan antara kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013 dari
SK/KD atau KI/KD nya, maka kita sudah pasti dapat melihat perbedaannya dari
segi evaluasi. Hal paling penting dari segi evaluasi yang dapat terlihat bahwa
pada kurilukum 2013 penilaian yang melibatkan tiga ranah yaitu kognitif,
afektif dan psikomotor memang benar-benar dilaksanakan dengan baik karena
tergambar secara langsung tuntutan tersebut dalam KI/KD nya. Artinya pada
kurikulum 2013 ini penilaian dilakukan berbasis kemampuan melalui penilaian
proses dan output. Sementara pada kurikulum KTSP meskipun sudah dilaksanakan
penilaian terhadap ketiga ranah tersebut, namun tidak secara konkrit tuntutan
tersebut dijabarkan pada SK/KD nya dan penilaiannya juga masih dirasakan
abstrak. Artinya penilaiannya berfokus pada pengetahuan siswa atau berbasis
output. Hal inilah yang membedakan sisi evaluasi dari kedua kurikulum di atas
(KTSP dan 2013)
5.
Penerapkan
teknologi informasi dalam pendekatan saintifik pada mate pelajaran ekonomi
Cara pengajaran pada kurikulum 2013 menutut guru menggunakan media
elektronik dalam pengajarannya. Padahal tidak semua guru bisa
menggunakan media elektronik seperti laptop maupun komputer. Sarana prasarana
yang disediakan sekolah juga kurang sebab tidak semua sekolah menyediakan alat
penunjang pengajaran didalam kelas. Hal ini menyebabkan tidak adanya
pembelajaran TIK didalam kelas yang diharapkan ada unsur TIK didalamnya kecuali
di SMK dengan jurusan tertentu masih tidak dipadukan dengan
pelajaran lain.
Pelaksanaan
Kurikulum 2013 yang terkait dengan pendekatan saintifik dilaksanakan pada semua
mata pelajaran, termasuk juga pada mata pelajaran ekonomi. Pada sisi lain,
mengingat arus globalisasi yang terjadi saat ini juga mencakup aspekkemajuan
dalam penggunaan teknologi informasi, diharapkan penggunaan TI tersebutdapat
mendukung proses pembelajaran ekonomi dengan pendekatan saintifik. Dalam penelitiannya,
Salamor (2013) menjelaskan bahwa salah satu bidang yang mendapatkandampak yang
cukup berarti dengan perkembangan teknologi adalah bidang pendidikan,di mana
pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses komunikasi dan informasidari
pendidik kepada peserta didik yang berisi informasi-informasi pendidikan,
yangmemiliki unsur-unsur pendidik sebagai media dan sumber informasi. Dalam
upayamenyiapkan SDM yang kompetitif, Sarbani (2013) menyarankan agar seorang
pesertadidik harus memperhatikan fenomena perkembangan teknologi informasi
sebagai bekaluntuk menyiapkan diri memasuki dunia kerja kelak.
Penerapan
Teknologi Informasi dalam Pendekatan Saintifik pada Mata PelajaranEkonomiPada
pendekatan saintifik terdapat beberapa kegiatan pembelajaran yangmeliputi: 1)
mengamati, 2) menanya, 3) mengumpulkan informasi, 4) mengasosiasikan/mengolah
informasi/ menalar, 5) mengkomunikasikan pembelajaran, dan 6) membentuk jejaring.Metode
mengamati (observing) mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningful
learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, sepertimenyajikan media
obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan
mudahpelaksanaannya. Dalam pembelajaran ekonomi, pengamatan dapat dilakukan terhadap
hal-hal seperti proses terbentuknya harga serta hubungan antara permintaan
danpenawaran. Selain itu, dalam pembelajaran di kelas, mengamati dapat
dilakukan melalui berbagai media yang dapat diamati siswa, misalnya melalui
video, gambar, grafik, bagan,dsb. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmatullah
(2011), tentang penggunaan media pembelajaran film animasi menunjukkan
terjadinya peningkatan hasil belajar siswa.
Penyajian film
animasi dalam durasi-durasi pendek dan menggabungkan antara animasi tokoh dan
berbagai kegiatannya dengan sejumlah kejadian-kejadian nyata yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari, membuatsiswa menjadi tidak lekas bosan dan bisa
mengulang kembali ketika mereka memerlukanpendalaman materi pada pokok bahasan
tertentu secara lebih mudah. Beberapa siswayang ditanya oleh peneliti mengaku
lebih memahami dan mengerti konsep-konseppembelajaran IPS (ekonomi).
6.
Solusi
dalam penerapan Kurikulum 2013.
Menjadi guru banyak orang bisa, tetapi menjadi guru yang
memiliki keahlian dalam mendidik memerlukan pendidikan, pelatihan dan
pengalaman. Untuk itu seorang guru setidaknya memiliki standar minimal :
1)
Memiliki
kemampuan intelektual yang baik.
2)
memiliki
kemampuan memahami visi dan misi pendidikan nasional.
3)
memilki
keahlian mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa secara efektif.
4)
memahami
konsep perkembangan psikologi anak
5)
memiliki
kemampuan mengorganisir proses pembelajaran, dan
6)
memiliki
kreatifitas dan seni mendidik.
Jadi jelas, bahwa disamping seorang
guru harus memahami dirinya sendiri, siswa dan dan masyarakat, maka harus juga
memiliki kemampuan-kemampuan yang berkenaan dengan fungsi pengajaran. Tentu
saja kemampuan kepribadian, sikap dan hubungan sosialnya dengan orang yang
terlibat dalam proses belajar mengajar merupakan syarat mutlak disamping
kemampuan professional tersebut.
Pada kenyataannya, karena adanya perbedaan kemampuan dan
pengetahuan guru, belum semua guru mampu mengembangkan kegiatan pembelajaran
yang dapat memfasilitasi siswa untuk mengamati fenomena yang terjadi yang berhubungan
dengan materi pelajarannya. Hal inilah salah satunya yang menjadi hambatan
dalam pelaksanaan kurikulum 2013. Oleh karena itu, sangat perlu bagi
masing-masing sekolah mengadakan kegiatan :
1. lesson study ataupun workshop yang
membahas cara mengajarkan kegiatan pembelajaran yang dimaksudkan dalam
kurikulum 2013. Menurut Sudrajat (2008) lesson study merupakan satu
upaya meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang dilaksanakan secara
kolaboratif dan berkelanjutan oleh sekelompok guru. dengan berkolaborasi guru
mampu mengembangkan bagaimana siswa belajar dan bagaimana membelajarkan siswa.
Selain itu melalui lesson study guru dapat memperoleh pengetahuan dari
guru lainnya atau narasumber. Hal ini diperoleh melalui adanya umpan balik dari
anggota lesson study. Sehingga kemampuan guru semakin hari semakin
bertambah baik dengan melakukan contoh kemudian dikritisi ataupun dari
memperhatikan contoh kemudian mengkritisi.
2. Pertemuan antar sekolah yang sudah menerapkan
kurikulum 2013 Pertemuan ini mengumpulkan semua perwakilan sekolah yang
ditunjuk melaksanakan kurikulum 2013 untuk mengevaluasi tahap awal penerapan
pola pembelajaran baru dalam sebulan terakhir. Pertemuan ini penting sebab
sebagian sekolah merasa mampu menerapkan kurikulum baru dengan baik, namun yang
lain kesulitan. Sehingga dengan adanya forum ini akan terjalin tukar menukar
pengalaman tentang pelaksanaan kurikulum 2013 di masing-masing sekolah.
3. Lengkapnya sarana dan prasarana, media
pembelajaran sebagai penunjang lancarnya
pelaksanaan penerapan Kurikulum 2013.
4. Pelatihan dan pengenalan guru
terhadap kemajuan Ilmu dan teknologi, karena bukan tidak ada guru yang belum
memahami cara penggunaan media sebagai alat bantu untuk memudahkan sisiwa dalam
menyerap ilmu pengetahuan.
Beberapa hal diatas adalah solusi
yang dapat mengatasi masalah yang ada dalam menghadapi Kurikulum 2013.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Berdasarkan kajian
diatas maka dapat
disumpulkan bahwa ada beberapa kendala yang dihadapi oleh guru dalam
menggunakan pendekatan saintifik dengan pendekatan teknologi informasi sebagai
medai ajarnya :
1)
Guru belum siap dengan kurikulum 2013
walaupun telah diadakan pelatihan dan workshop terhadap guru tersebut
2)
Kemampuan guru rendah maka guru tidak
akan dengan mudah beradaptasi dengan kurikulum yang ada sehingga pelaksanaan
kurikulum menjadi terhambat
3)
Masih
banyak pendidik yang belum mengusai TIK, sehingga mengalami kesulitan ketika
membuat rencana pembelajaran
4)
Pada pendekatan saintifik, guru masih
belum melaksanakan kegiatan mencoba dan menalar. Guru merasa bahwa waktu yang
terbatas menjadi kendala dalam
menerapkan pendekatan saintifik
dalam pembelajaran
2.
Saran
Saran
yang dapat saya berikan untuk sedikit menyelesaikan kendala guru dalam
menggunakan pendekatan saintifik melalui media teknologi informasi adalah sebai
berikut:
1. Kepada
pada para pejabat Dinas Pendidikan, lakukan pelatihan dan workshop untuk guru
terutama dalam penngunaan sistem informasi
2. Kepada
pihak sekolah agar menyediakan saran dan prasarana penunjang yang mencukupi
sehingga penggunaan media teknologi informasi dapat digunakan semestinya
3. Kepada
guru sebagai pemuncak dan penentu dalam mengembangkan media pengajarannya, agar
terus berlatih tanpa henti agar tujuan pembelajaran yang dikehendaki dapat
tercapai melalui pendekatan saintifik dengan penggunaan sistem informasi.
DAFTAR PUSTAKA
Candraningrum, D. K. (2015). Kesiapan
Guru Ekonomi Sekolah Menengah Atas Negeri Di DIY dalam Mengimplementasikan
Kurikulum 2013 (Doctoral dissertation, Doctoral dissertation, Fakultas
Ekonomi).
Haryana, G., & Gimin, G. (2015).
Hambatan yang Dihadapi Guru Ekonomi SMA dalam Implementasi Kurikulum 2013 di
Kota Pekanbaru. PEKBIS (Jurnal Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis), 7(2),
146-151.
Hamalik
O. 2008. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Herry
Widyastono, Pengembangan Kurikulum di Era Otonomi Daerah, Jakarta, 2014,
hlm. 131
Hu4ain
A, AH Dogar, M Azeem & A Shakoor. 2011.Evaluation of Curriculum Development
Proce4. International Journal of Humanities and Social Science1(14):263-271
Mustaqim, R. A. (2014). Kesiapan
Sekolah dalam Mengimplementasikan Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Ekonomi. Ekonomi
IKIP Veteran Semarang, 2(1).
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum
Pendidikan Agama Islam, di Sekolah, Madrasyah dan Perguruan Tinggi,
Jakarta; raja Grafindo Persada, 2007, hlm. 14.
NasutionS.
2008. Asas-Asas Kurikulum. Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara.
Sholikha, S. M. (2015). Penerapan
Teknologi Informasi dalam Pendekatan Saintifik pada Mata Pelajaran Ekonomi. In Prosiding
Seminar Nasional (Vol. 9).
Uno
HB. 2009.Profesi Kependidikan Problema, solusi, dan Reformasi Pendidikan di
Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara
Wina Sanjaya, Kurikulum dan
Pembelajaran, jakarta, 2008, hlm. 28.
Suyanto
dan Asep Jihad, Bagaimana menjadi Calon Guru dan Guru Profesional,
Yogyakarta; Multi Presindo, 2013, hlm. 7.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar