Sabtu, 25 Mei 2019

MAKALAH PEMBELAJARAN PADA ERA REVOLUSI INDUSTRI 4,0


MAKALAH
TENTANG PEMBELAJARAN PADA ERA REVOLUSI INDUSTRI 4,0



DENGAN TEMA
“PEMBELAJARAN EKONOMI BERBASIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI DAERAH DALAM MENGHADAPI REVOLUSI INDUSTRI ERA 4,0”





DI SUSUN OLEH :
NAMA           : AIDIL PUTRA
NIM                : 18179002
PRODI           : MAGISTER PENDIDIKAN EKONOMI
MK                 : TEORI PENDIDIKAN (MATRIKULASI)




PROGRAM PASCA SARJANA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
“PEMBELAJARAN EKONOMI BERBASIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI DAERAH DALAM MENGHADAPI REVOLUSI INDUSTRI ERA 4,0”

A.      PENDAHULUAN
Konsep pembelajaran ekonomi berbasis potensi daerah merupakan konsep pembelajaran yang rancangan dan proses pembelajarannya memanfaatkan segala sesuatu yang memiliki ciri khas kedaerahan atau potensi yang ada di daerah yang sekiranya dapat menunjung pembelajaran ekonomi.
Setiap wilayah dengan karakter yang berbeda memiliki potensi yang berbeda pula, termasuk juga Sumatera Barat. Kabupaten ini memiliki potensi sumber daya alam diantaranya pada sektor pertanian dan pariwisata yang dapat dijadikan sebagai salah satu sumber belajar ekonomi.
Dalam penerapan konsep pembelajaran ekonomi berbasis potensi daerah ini dibutuhkan pembelajaran yang tidak hanya berdasarkan buku teks atau pembelajaran yang hanya bersifat konvensional saja akan tetapi dibutuhkan pembelajaran yang mengaitkan antara kegiatan belajar di kelas dengan dunia nyata siswa.

B.       LATAR BELAKANG
         Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada BAB X pasal 36 ayat (3) butir C yang menyatakan bahwa ”Kurikulum disusun sesuai dengan memperhatikan keragaman potensi daerah dan lingkungan”.
         Pendidikan berbasis potensi daerah ditegaskan pada pasal 37 ayat (1) juga mensuratkan hal yang sama yakni menyatakan bahwa “Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat keterampilan atau kejuruan dan muatan lokal”.
         Kondisi riil :
     Pembangunan jati diri bangsa semakin memudar, yang disebabkan antara lain:
ü   Indonesia adalah negara dengan julukan negara maritim dan agraris. Semua pulaunya dikelilingi laut dan mayoritas tanahnya subur. Ditambah lagi dengan kekayan alam yang beragam, mulai dari objek wisata dan berbagai budaya yang beragam dan unik, yang tersebar hampir disetiap daerah di Indonesia, semua sumber daya tersebut akan berpotensi besar jika dikelola dengan baik.
ü  Pendidikan mengharuskan sekolah-sekolah untuk mengadopsi sistem pembelajaran yang bermuatan potensi daerah, dimana rancangan, proses, dan evaluasi pembelajarannya berorientasi pada pemanfaatan potensi keunggulan daerah, seperti sumber daya alam, sumber daya manusia di masyarakat, atau lingkungan yang memungkinkan dapat mendukung pembelajaran.
ü  Pendidikan ekonomi juga dapat dijadikan dasar dan patokan dalam memanfaatkan secara benar dan tepat guna potensi yang ada di daerah. Dengan konsep pembelajaran ekonomi berbasis potensi daerah, diharapkan pembelajaran ekonomi mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar memahami potensi daerahnya, dan memiliki keterampilan untuk memanfaatkan potensi daerah dengan sikap yang bertanggungjawab
ü  "Isu revolusi industri 4.0 ini menjadi tantangan tersendiri di ranah ketenagakerjaan. Namun ekonomi berbasis teknologi akan semakin meluas dan menjadi pilihan generasi milenial untuk mengembangkan skillnya secara online bahkan e-commerce. Era ini identik dengan artificial intelligence, era super komputer, rekayasa genetika, teknologi nano, mobil otomatis, inovasi, dan perubahan yang terjadi dalam kecepatan eksponensial. Dampak terbesarnya memang terjadi di sektor ekonomi, industri, pemerintahan dan politik.

C.      PERMASALAHAN
Tujuan penulisan ini adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mengidentifikasi dan memecahkan masalah potensi lokal di daerahnya, menanamkan nilai-nilai dan perasaan memiliki serta keterampilan untuk memanfaatkan potensi daerah secara bijaksana dan bertanggung jawab dan merupakan investasi bagi kesejahteraan masyarakat dan aksi sosial.
Penerapan pembelajaran ekonomi berbasis potensi daerah seyogyanya memperhatikan beberapa hal, diantaranya :
1)      Kepekaan terhadap kejadian-kejadian aktual yang terjadi di daerahnya,
2)      Kemampuan menganalisis potensi-potensi apa saja yang dimiliki daerahnya yang dapat menunjang pembelajaran ekonomi,
3)      Memiliki keterampilan dalam menyediakan komponen yang mendukung pembelajaran ekonomi berbasis potensi daerah,
4)      Mampu bersaing di era revolusi industri 4,0 dengan memanfaat potensi daerahnya melalui pengembang sarana dan prasarana pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan zaman.

D.      TEORI
Ada beberapa potensi daerah yakni sektor unggulan terdapat di Kabupaten Sijunjung yang memiliki peluang besar untuk dikembangkan, diantaranya sektor pertanian dan perkebunan.
Pembelajaran kontekstual membuat peserta didik belajar tidak hanya menghafal materi saja akan tetapi mendapatkan pelajaran yang penuh makna (Susilowati, 2014). Maka sebaiknya pembelajaran tidak hanya difokuskan pada pemberian pembekalan kemampuan pengatahuan yang hanya bersifat teoritis saja, akan tetapi siswa diarahkan untuk belajar langsung dari pengalaman yang dikaitkan dengan keadaan aktual lingkungannya. Hal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh (Nurhadi, 2002) bahwa belajar akan lebih bermakna apabila anak mengalami apa yang dipelajarinya dan tidak hanya mengetahui saja.

E.       PEMBAHASAN
1.      Potensi Daerah
Potensi daerah merupakan potensi sumber daya spesifik yang dimiliki suatu daerah. Potensi daerah yang meliputi sumber daya alam, manusia teknologi, dan budaya dapat dikembangkan untuk membangun kemandirian nasional (hariyadi, 2010). Oleh karena itu potensi daerah harus dikelolah dengan baik dan dimanfaatkan secara optimal untuk kelangsungan hidup dan kesejahteraan rakyat.
Potensi/keunggulan lokal yang terdapat di dearah diharapkan mampu memberikan kontribusi yang nyata bagi masyarakatnya tidak hanya sebagai sumber pendapatan ekonomi, akan tetapi juga bermanfaat dibidang-bidang pendidikan dan keilmuan, seperti halnya menurut Ahmadi (2012:10) tujuan adanya pendidikan berbasis keunggulan lokal agar siswa mengetahui keunggulan lokal daerah dimana siswa tinggal, memahami berbagai aspek yang berhubungan dengan keunggulan lokal tersebut, kemudian siswa mampu memanfaatkan dan mengolah sumber daya alam, terlibat dalam pelayanan atau jasa atau kegiatan lain yang berakitan dengan keunggulan lokal, sehingga memperoleh penghasilan dan melestarikan budaya atau tradisi maupun sumber daya yang menjadi keunggulan daerah tersebut.
2.       Konsep Pembelajaran Ekonomi Berbasis Potensi Daerah
Belajar adalah suatu aktivitas atau proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian (Suyono dan Hariyanto, 2012:9). Maka belajar dapat diartikan sebagai salah satu hasil dari memiliki, melatih dan meningkatkan keterampilan.
Pemanfaatan potensi daerah melalui pembelajaran ekonomi ini dapat diintegrasikan, oleh karena pembelajaran berbasis potensi daerah sesuai dengan karakteristik dari pendidikan ekonomi itu sendiri. Karakteristik Bidang Studi Ekonomi (Depdiknas, 2003) sbb:
1)        Mata pelajaran ekonomi berangkat dari fakta atau gejala ekonomi yang nyata.
2)        Mata pelajaran ekonomi mengembangkan teori-teori untuk menjelaskan fakta secara rasional (agar manusia mampu membaca dan menjelaskan gejala-gejala ekonomi secara sistematis, maka disusunlah konsep dan teori ekonomi memjadi bangunan ilmu ekonomi. Selain memenuhi persyaratan sistematis, ilmu ekonomi juga memenuhi persyaratan keilmuan yang lain yaitu objek, dan mempunyai tujuan yang jelas).
3)        Umumnya, analisis yang digunakan dalam ilmu ekonomi adalah metode pemecahan masalah (perlu metode pemecahan masalah-problem solving)
4)        Inti dari ilmu ekonomi adalah memilih alternative yang terbaik
5)        Lahirnya ilmu ekonomi karena adanya kelangkaan sumber pemuas kebutuhan manusia.
Pembelajaran ekonomi berbasis potensi daerah memungkinkan siswa dapat memanfaatkan potensi daerahnya dengan optimal dan bijaksana serta memiliki keterampilan dalam mengelola potensi tersebut.
Pengintegrasian pembelajaran berbasis potensi daerah dalam mata pelajaran ekonomi diawali dengan analisis potensi dapat berupa sumber daya alam, sumber daya manusia, geografi, budaya, historis, dan potensi daerah lainnya yang bermanfaat dalam proses pengembangan kompetensi sesuai dengan bakat dan minatnya (Depdiknas, 2008). Oleh karena itu, pembelajaran ekonomi berbasis potensi daerah harus dimulai dari kepekaan tenaga pendidik (guru ekonomi) dalam hal menganalisis potensi apa saja yang terdapat di daerahnya yang sekiranya dapat menunjang pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswanya.
3.      Integrasi pembelajaran ekonomi dengan revolusi industri 4,0 diharapkan mampu untuk  menciptakan interpreneur baru.
Menghadapi revolusi industri 4.0 tentu bukan hal mudah. Sederet hal perlu dipersiapkan, misalnya saja dengan merubah metode pembelajaran dalam dunia pendidikan yang ada saat ini. "Negara perlu merubah tiga hal dari sisi edukasi," ujar Darmono. Yang paling fundamental adalah mengubah sifat dan pola pikir anak-anak zaman sekarang. Selanjutnya, sekolah harus bisa mengasah dan mengembangkan bakat seorang anak.
Menghadapi perkembangan industri yang berubah, maka karakter pekerjaan, tuntutan skill pun harus berubah. Jika tidak bisa bertahan menghadapi perubahan, maka bisa tumbang perlahan. "Contohnya, sejumlah perusahaan ritel," tutur Hanif. Era revolusi industri 4.0 mempunyai ciri otomasi dan ekonomi digital. Perkembangan super-computer, robot, artificial intelligence, dan modifikasi genetik mengakibatkan pergeseran tren tenaga kerja yang tidak lagi bergantung pada tenaga manusia, tapi pada mesin.
Studi dari McKinsey pada 2016 menyebutkan bahwa lima tahun ke depan sebesar 52,6 juta jenis pekerjaan akan digantikan oleh mesin. Hal tersebut mengikuti tren global dimana 60 persen pekerjaan akan mengadopsi sistem otomatisasi, dan 30 persen akan menggunakan mesin berteknologi digital.
Hal ini, berdampak pada pergeseran tren dunia dari sektor manufaktur ke sektor jasa yang membutuhkan tenaga kerja jenis middle-higher skilled, bukan lagi low-skilled labour untuk menyiapkan SDM atau TKI. Maka pendidikan harus berorientasi pada pengembangan dan kemampuan lulusan untuk siap bekerja dan mampu menciptakan lapangan kerja dengan memanfaatkan potensi yang terdapat di sekitarnya. 
Rektor Undip, Yos Johan Utama mengakui era revolusi industri tak dapat dihindari bahwa fenomena tersebut merambak di berbagai sektor. Oleh karenanya, kurikulum dan metode pendidikan pun harus menyesuaikan. ”Penanda dari fenomena ini adalah diterapkannya teknologi online dan digital pada berbagai sektor industri sehingga tuntutan era sekarang adalah kecepatan dan ketepatan. Untuk mengimbangi perkembangan ini, dalam proses PBM disekolah pihak sekolah dapat  menawarkan beberapa mata pelajaran dengan mengintensifkan kegiatan pembejaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Wakil Dekan III Fakultas Pendidikan Ekonomi Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia, Lili Adi Wibowo mengatakan, instititusi pendidikan dituntut lebih cepat menangkap berbagai perubahan di ranah industri. Di sisi lain pemerintah juga harus terus mendorong
perguruan tinggi untuk memperluas akses terhadap Internet of Things (IoT) yang menjadi tulang punggung Revolusi Industri 4.0.
"Dalam menghadapi revolusi industri 4.0, dunia akademik harus mengikuti perubahan yang sangat cepat ini dengan berbagai terobosan. Salahsatu yang paling ditekankan, yakni mencetak lulusan yang memiliki mindset wirausaha, bukan pencari kerja," ujar Lili saat diwawancarai di Bandung, Rabu (2/5/2018).
Ia menyebutkan, perubahan yang terjadi di industri perlahan akan menggerus berbagai bidang pekerjaan yang saat ini dikerjakan manusia. Untuk meminimalisir membludaknya angka pengangguran, pihak sekolah perlu terus mendorong peserta didik untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar.
"Dunia pendidikan harus mampu mengantisipasi perubahan ini dengan terus mendekatkan mahasiswa dengan dunia wirausaha, bahkan mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan itu harus diberikan dari awal. Setidaknya 25% dari lulusan setidaknya  ditargetkan sebagai enterpreneur agar mereka tak miskin ide saat kehilangan kesempatan pekerjaan di masa mendatang,"
Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi, Ferry Sofwan Arief mengemukakan, peradaban perkembangan internt of things akan menciptakan 3.7 juta pekerjaan baru dalam 7 tahun mendatang. Dominasi dari model pekerjaan baru tersebut berada di sektor jasa. Bahkan ke depan, pergeseran terbesar akan terjadi di sektor manufaktur yang beralih sektor jasa.
Namun dapat dipastikan, teknologi digital tidak akan mematikan sektor konvensional karena keduanya akan saling melengkapi. Misalnya untuk pemenuhan pekerja di sektor manufaktur yang sistem kerjanya masih konvensional.
Kesempatan kerja atau peluang usaha yang potensial di saat ini terkadang tak sesuai dengan latarbelakang pendidikan. Tak hanya bermodalkan ijazah, kini masyarakat juga dapat menggunakan Whatsapp, instragram, facebook dan sejenisnya untuk aktivitas yang bernilai ekonomi.

F.       PENUTUP
Pembelajaran ekonomi berbasis potensi daerah harus dimulai dari kepekaan tenaga pendidik (guru ekonomi) dalam hal menganalisis potensi apa saja yang terdapat di daerahnya yang sekiranya dapat menunjang pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswanya.
Kemudian pemerintah harus mampu memberdayakan sumberdaya yang telah ada di Indonesia ini mulai dari SDA yang teramat melimpah, SDM yang berlebih yang ditunjang dengan kemampuan pemerintah dalam menyiapkan modal yang cukup dalam pengelolaannya. Maka saya yakin revolusi Industri 4.0 yang diagung-agungkan saat ini teramat mudah untuk kita lalui apabila kita mampu untuk mengembangkan potensi daerah kita sehingga menjadi produk unggulan dunia. Seperti  halnya Thailand dan Filipina yang mampu untuk menjadi negara yang semakin berkembang dengan kemampuannya mengelola sektor pertaniannya dengan baik.
Ditunjang dengan kurikulum yang menurut saya sudah cukup menunjang guru bahkan peserta didik untuk mengembangkan karakteristik daerah dan potensi daerahnya, maka harapan untuk menjadikan Indonesia yang lebih berdaulat di bidang ekonomi khususnya, pada era industri 4.0  di masa yang akan datang akan dapat terwujud.
G.      REFERENSI
Kompas.com dengan judul "Ki Hadjar Dewantara dan 'Guncangan' Pendidikan Era Industri 4.0", https://edukasi.kompas.com/read/2018/05/02/15561621/ki-hadjar-dewantara-dan-guncangan-pendidikan-era-industri-40.
Depdiknas. 2003. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL)). Jakarta : Didasmen
Depdiknas. 2008. Kurikulun Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta. Dikmenum. Depdiknas
Hatimah, Ihat. 2006. Pengelolaan Pembelajaran Berbasis Potensi Lokal. Program Tesis pada Pascasarjan Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. Vol. 24, No.1
Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003. Jakarta : Lembaga Informasi Nasional
Inilah Koran dengan judul Dunia Pendidikan pondasi revolusi industri 4.0, https://www.inilahkoran.com/berita-jabar/ekonomi/78032/dunia-pendidikan-fondasi-revolusi-industri-4-0

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tugas online tahap 2 Tentang Pajak, Perdagangan dan Kerjasama Internasional

TUGAS ONLINE PERIODE 3 APRIL 2020 S/D 16 APRIL 2020 Kelas   : XI IPA & IPS Mapel : Ekonomi Guru    : Aidil Putra, S.Pd ...