DASAR – DASAR PENGETAHUAN
Pilatus bertanya kepadanya, “apakah kebenaran?” Johannes (18
: 38)
1.
Penalaran
Kemampuan menalar menyebabkan manusia
mampu mengembangkan pengetahuan yang merupakan rahasia kekuasaan-kekuasaannya.
Secara simbolik manusia memakan buah
pengetahuan lewat adam dan hawa dan
setelah itu manusia harus hidup berbekal pengetahuan ini. Dia mengetahui mana
yang benar dan mana yang salah, mana yang
baik dan mana yang buruk, serta mana yang indah dan mana yang jelek.
Secara terus-menrus dia terpaksa harus mengambil pliihan: mana jalan yang benar dan mana
jalan yang salah, mana tindakan yang baik mana
tindakan yang buruk, dan apa tindakan yang indah dan apa yang jelek.
Dalam melakukan pilihan ini manusia berpaling kepada pengetahuan.
Pengetahuan
ini mampu dikembangkan manusia disebabkan dua utama yakni:
1)
Manusia
yang mempuyai bahasa yang mampu mengkomunikasikan informasi dan jalan fikiran
yang melatar belakangi formasi tersebut.
2)
Kemampuan
berpikir menurut suatu alur kerangka berfikir tertentu.
Dua kelebihan
inilah yang memungkinkan manusia mengembangkan pengetahuannya yakni bahasa yang
bersifat komunikatif dan fikiran yang mampu menalar. Tentu saja tidak semua
pengetahuan berasal dari proses penalaran; sebab berpikirpun tidak semuanya berdasarkan
penalaran. Manusia bukan semata-mata
makhluk yang berpikir : sekarang homo
sapiens yang steril. Manusia adalah makhluk yang berpikir, merasa,
mengindera; dan totalitas pengetahuannya berasal dari ketiga sumber tersebut;
disamping wahyu: yang merupakan komunikasi sang pencipta dengan makhluknya.
2. Hakikat Penalaran
Penalaran
merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatua kesimpulan yang berupa
pengetahuan. Sebagai suatu kegiatan berfikir maka penalaran mempunyai
cirri-ciri tertentu .
1)
Adanya
suatu pola berfikir secara luas
disebut logika. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa tiap bentuk penalaran
mempunyai logikanya tersendiri.
2)
Sifat
analitik dari proses berfikirnya.penalaran merupakan suatu kegiatan berfikir
yang menyadarkan diri kepada suatu analisis dan
kerangka berfikir yang dipergunakan
untuk analisan tersebut adalah logika penalaran yang bersangkutan .
3 Logika
Penalaran
merupakan suatu proses berfikir yang membuahkan pengetahuan. Agar pengetahuan
yang dihasilkan penalaran itu mempunyai dasar kebenaran maka proses berfikir
itu harus dilakukan suatu cara tertentu. Suatu penarikan kesimpulan baru
dianggap sahih (valid) kalau proses penarikan tersebut ra penarikan dilakukan
menurut cara tertentu tersebut. Cara penarikan kesimpulan ini disebut
logika,dimana logika secara luas dapat didefinisikan sebagai “pengkajian untuk
berfikir secara sahih”¹).
Terdapat
bermacam-macam cara penarikan kesimpulan namun untuk sesuai dengan tujuan studi
yang memusatkan diri kepada penalaran ilmiah,kita akan melakukan penelaahan
yang saksama hanya terdapat dua jenis cara penarikan kesimpulan ,yakni
1)
Logika induktif erat hubungannya dengan
penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata menjadi kesimpulan yang
bersifat umum.kita mempunyai logika deduktif ,yang membantu kita dalam menarik
kesimpulan dari hal yang sifat umum menjadi kasus yang bersifat individual
(khusus).
2)
Induksi
merupakan cara berfikir dimana ditarik suatu kesimpulanyang bersifat umum dar
berbagai kasus yang bersifat individual .penalaran secara induktif dimulai
dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang
khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan
yang bersifat umum.
4 Sumber Pengetahuan
Kaum rasionalis
mempergunakan metode deduktif daiam menyusun pengetahuannya. Premis yang
dipakai dalam penalarannya
didapatkan dari ide yang menurut anggapannya jelas dan dapat diterima. Ide ini
menurut mereka bukanlah ciptaan pikiran manusia. Prinsip itu sendiri sudah ada
jauh sebelum manusia berusaha memikirkannya. Paham dikenal dengan nama idealisme.
Berlainan dengan kaum
rasionalis maka kaum empiris
berpendapat bahwa pengetahuan
manusia itu bukan didapatkan lewat penalaran rasional
yang abstrak namun lewat pengalaman yang kongkret.
Disamping rasionalisme
dan empirisme masih terdapat cara untuk mendapatkan pengetahuan yang lain. Yang penting untuk kita ketahui adalah intuisi dan wahyu.
1)
Intuisi merupakan pengetahuan yang didapatkan tanpa melalui
proses penalaran tertentu. Seseorang
yang sedang terpusat pemikirannya pada suatu masalah tiba-tiba saja menemukan
jawaban atas permasalahan tersebut.
2)
Wahyu merupakan pengetahuan yang disampaiknn
oleh Tuhan kepada manusia. Pengetahuan ini disalurkan lewat nabi-nabi yang
diutusnya sepanjang zaman. Pengetahuan ini didasarkan kepada kepercayaan akan
hal-hal yang gaib (supernatural).
5 Kriteria Kebenaran
Teori kebenaran yang didasarkan kepada kriteria tersebut di atas disebut
teori koherensi. Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa berdasarkan teori koherensi suatu pernyataan
dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan
pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
Bagi seorang pragmatis
maka kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam
kehidupan praktis. Artinya, suatu pernyataan adalah benar, jika pernyataan itu
atau konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan
manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar