Jumat, 24 Mei 2019

Dasar Pengetahuan dalam Filsafat


DASAR – DASAR  PENGETAHUAN
Pilatus bertanya kepadanya, “apakah kebenaran?” Johannes (18 : 38)
1. Penalaran
      Kemampuan menalar menyebabkan manusia mampu mengembangkan pengetahuan yang merupakan rahasia kekuasaan-kekuasaannya. Secara simbolik manusia memakan  buah pengetahuan  lewat adam dan hawa dan setelah itu manusia harus hidup berbekal pengetahuan ini. Dia mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, mana yang  baik dan mana yang buruk, serta mana yang indah dan mana yang jelek. Secara terus-menrus dia terpaksa harus mengambil pliihan: mana jalan yang benar dan mana jalan yang salah, mana tindakan yang baik mana  tindakan yang buruk, dan apa tindakan yang indah dan apa yang jelek. Dalam melakukan pilihan ini manusia berpaling kepada pengetahuan.
Pengetahuan ini mampu dikembangkan manusia disebabkan dua utama yakni:
1)     Manusia yang mempuyai bahasa yang mampu mengkomunikasikan informasi dan jalan fikiran yang melatar belakangi formasi tersebut.
2)     Kemampuan berpikir menurut suatu alur kerangka berfikir tertentu.
Dua kelebihan inilah yang memungkinkan manusia mengembangkan pengetahuannya yakni bahasa yang bersifat komunikatif dan fikiran yang mampu menalar. Tentu saja tidak semua pengetahuan berasal dari proses penalaran; sebab berpikirpun tidak semuanya berdasarkan penalaran. Manusia  bukan semata-mata makhluk yang berpikir : sekarang homo sapiens yang steril. Manusia adalah makhluk yang berpikir, merasa, mengindera; dan totalitas pengetahuannya berasal dari ketiga sumber tersebut; disamping wahyu: yang merupakan komunikasi sang pencipta dengan makhluknya.
2. Hakikat Penalaran
Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatua kesimpulan yang berupa pengetahuan. Sebagai suatu kegiatan berfikir maka penalaran mempunyai cirri-ciri tertentu .
1)      Adanya suatu pola berfikir secara luas disebut logika. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa tiap bentuk penalaran mempunyai logikanya tersendiri.
2)      Sifat analitik dari proses berfikirnya.penalaran merupakan suatu kegiatan berfikir yang menyadarkan diri kepada suatu analisis dan  kerangka berfikir yang dipergunakan  untuk analisan tersebut adalah logika penalaran yang bersangkutan .
3 Logika
            Penalaran merupakan suatu proses berfikir yang membuahkan pengetahuan. Agar pengetahuan yang dihasilkan penalaran itu mempunyai dasar kebenaran maka proses berfikir itu harus dilakukan suatu cara tertentu. Suatu penarikan kesimpulan baru dianggap sahih (valid) kalau proses penarikan tersebut ra penarikan dilakukan menurut cara tertentu tersebut. Cara penarikan kesimpulan ini disebut logika,dimana logika secara luas dapat didefinisikan sebagai “pengkajian untuk berfikir secara sahih”¹).
Terdapat bermacam-macam cara penarikan kesimpulan namun untuk sesuai dengan tujuan studi yang memusatkan diri kepada penalaran ilmiah,kita akan melakukan penelaahan yang saksama hanya terdapat dua jenis cara penarikan kesimpulan ,yakni
1)      Logika induktif erat hubungannya dengan penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum.kita mempunyai logika deduktif ,yang membantu kita dalam menarik kesimpulan dari hal yang sifat umum menjadi kasus yang bersifat individual (khusus).
2)      Induksi merupakan cara berfikir dimana ditarik suatu kesimpulanyang bersifat umum dar berbagai kasus yang bersifat individual .penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum.
4 Sumber Pengetahuan
Kaum rasionalis mempergunakan metode deduktif daiam menyusun pengetahuannya. Premis yang dipakai dalam penalarannya didapatkan dari ide yang menurut anggapannya jelas dan dapat diterima. Ide ini menurut mereka bukanlah ciptaan pikiran manusia. Prinsip itu sendiri sudah ada jauh sebelum manusia berusaha memikirkannya. Paham dikenal dengan nama idealisme.
Berlainan dengan kaum rasionalis maka kaum empiris berpendapat bahwa pengetahuan manusia itu bukan didapatkan lewat penalaran rasional yang abstrak namun lewat pengalaman yang kongkret.
Disamping rasionalisme dan empirisme masih terdapat cara untuk mendapatkan pengetahuan yang lain. Yang penting untuk kita ketahui adalah intuisi dan wahyu.
1)      Intuisi merupakan pengetahuan yang didapatkan tanpa melalui proses penalaran tertentu. Seseorang yang sedang terpusat pemikirannya pada suatu masalah tiba-tiba saja menemukan jawaban atas permasalahan tersebut.
2)      Wahyu merupakan pengetahuan yang disampaiknn oleh Tuhan kepada manusia. Pengetahuan ini disalurkan lewat nabi-nabi yang diutusnya sepanjang zaman. Pengetahuan ini didasarkan kepada kepercayaan akan hal-hal yang gaib (supernatural).
5 Kriteria Kebenaran
Teori kebenaran yang didasarkan kepada kriteria tersebut di atas disebut teori koherensi. Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa berdasarkan teori koherensi suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
Bagi seorang pragmatis maka kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. Artinya, suatu pernyataan adalah benar, jika pernyataan itu atau konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tugas online tahap 2 Tentang Pajak, Perdagangan dan Kerjasama Internasional

TUGAS ONLINE PERIODE 3 APRIL 2020 S/D 16 APRIL 2020 Kelas   : XI IPA & IPS Mapel : Ekonomi Guru    : Aidil Putra, S.Pd ...